Mohon tunggu...
Axtea 99
Axtea 99 Mohon Tunggu... lainnya -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kakek tiga cucu : 2K + 1Q

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Setelah Diancam Luhut, Cina Akui Natuna Milik RI

23 November 2015   03:59 Diperbarui: 23 November 2015   06:35 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah Cina dengan strategi Fabian terhadap Indonesia dengan sengaja menghindari diskusi publik terkait dengan isu Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), yang membuat ragu pemerintah Indonesia, meskipun sebelumnya telah memberikan jaminan bahwa kedua Negara tidak memiliki sengketa di wilayah Natuna yang sedang dipersengketakan. Namun dengan kalemnya pemerintah Cina memulai proyek reklamasi untuk merebut kawasan di sekitar Spartly, yang memicu kemarahan tidak hanya Vietnam dan Philipina, tetapi juga Jepang, Australia dan Amerika Serikat serta tentu saja Indonesia sebagai pemilik perairan Kepulauan Natuna.   Hal ini kalau dibiarkan ber-larut2 berpotensi untuk melibatkan konflik angkatan laut antar beberapa Negara di Dunia.

Tentu saja keadaan ini telah membuat Menko Polhukam Luhut Panjaitan sangat geram dan pada tanggal 11 November 2015, langsung mengancam Pemerintah Cina untuk membawa Cina ke Pengadilan Arbitrase Internasional. Disamping itu Pemerintah Indonesia telah meningkatkan kekuatan militernya di Kepulauan Natuna dengan mengirim pesawat tempur SU-27, SU-30, F-16, P3-X dan pesawat anti kapal selam dan menambah pasukan ke pangkalan militer untuk menunjukan kesungguhan dan tekad Indonesia melindungi wilayah ZEE di Natuna tersebut.

Setelah melihat bahwa ancaman Luhut itu sangat serius adanya, mebuat Pemerintah Cina merasa gentar mebahana, maka lewat jalur diplomasi bilateral yang tepat, akhirnya telah memaksa dan membuat Pemerintah Cina memberikan pernyataan resmi dengan mengakui hak Indonesia atas Kepulauan Natuna di Laut Cina Selatan, yang disampaikan oleh Jubir Kemenlu Cina Hong Lei seperti dikutip oleh the Washington Times 20 November 2015.

Kita patut bangga dan sangat mengapresiasi aksi berani Luhut yang pandai dan cerdas dalam mengimplementasikan keinginan Presiden Jokowi, demi untuk mempertahankan Kedaulatan Bangsa Indonesia di Wilayah Natuna ini dimata dunia Internasional.

Salam Indonesia Hebat.

Tempo

Ilustrasi Gambar : Rimanews.com

NB:

Strategi Fabian,  adalah strategi yang penuh kesabaran dan penantian, menggunakan waktu untuk membuat masalah memudar dan bahkan hilang sama sekali. Strategi yang terlihat lamban, malas, seperti pengecut, tetapi kemudian membawa kemenangan besar. Hal ini terjadi di zaman Romawi untuk mengalahkan bangsa Chartago.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun