Mohon tunggu...
Axtea 99
Axtea 99 Mohon Tunggu... lainnya -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kakek tiga cucu : 2K + 1Q

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

SBY Hatta Bagian dari Mafia Migas

9 Desember 2014   10:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:43 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Gambar:FB/Ratnamaya P)

Dewasa ini Negara Indonesia adalah net importir minyak mentah dunia yang mengakibatkan mengalirnya devisa keluar negeri dan yang terparah mengakibatkan mahalnya harga BBM di negri ini, karena harga impor tinggi yang terkandung didalamnya komisi dalam jumlah aduhai yang dinikmati oleh trader yang melakukan impor tersebut.

Sebab utama dilakukan impor minyak adalah produksi minyak mentah lebih sedikit daripada konsumsinya.  Hal ini terjadi karena kilang minyak yang beroperasi sudah terbilang sangat uzur dengan tekonologi ketinggalan jaman, sedangkan kilang minyak baru tidak pernah terwujud di era2 Presiden selama ini, baik di era Orba maupun  era Reformasi.

SBY, yang menjadi Presiden di era Reformasi selama sepuluh tahun, tidak pernah peduli dengan pembangunan kilang minyak ini dengan berbagai alasan yang bisa diperdebatkan kebenarannya.

Yang menjadi menarik, meskipun Negara dan rakyatnya sangat dirugikan dengan kondisi tersebut, tetapi tidak pernah ada kesungguhan dari pemerintah untuk mencari tahu dan sekaligus menemukan solusi yang terbaik, menimbulkan kecurigaan bahwa ada pihak2 yang diuntungkan dengan kondisi ini, yang mengarah ke Petral (Anak Perusahaan Pertamina) selaku trader yang melakukan impor minyak mentah tersebut.

Untuk mengurai misteri yang baunya sangat menyengat, nyata terlihat keberadaannya tetapi gelap aktivitas yang sebenarnya terjadi dibalik ini, maka Pemerintah Jokowi melalui Menteri ESDM telah membentuk Tim Reformasi Tata Kelola Migas (TRTKM), dengan Faisal Basri, sosok ekonom bersih sebagai komandan.

Dari, penyelidikan awal Tim ini, mengindikasikan bahwa dengan fakta bahwa Indonesia tidak pernah membangun Kilang Minyak Baru ini, SBY dan besannya HR, selama ini mengetahui dengan pasti dan membiarkan kedaan permintaan BBM yang selalu meningkat dengan sangat pesat dari tahun ketahun, karena memiliki kepentingan atau mungkin saja ikut menikmati keuntungan yang diperoleh Petral dalam bentuk yang masih berupa misteri.

Sejatinya, pembangunan kilang minyak baru itu lahan seksi bagi para investor untuk melakukannya, tetapi faktanya tidak pernah ada izin dari pemerintah (SBY &HR), padahal yang dibutuhkan investor hanyalah kepastian ketersediaan minyak yang akan diolah.

Dengan adanya fakta seperti ini, maka sangatlah wajar bila kita ber praduga bahwa SBY-HR selaku yang paling bertanggung jawab atas pembuatan kebijakan dan tata kelola industri migas ikut terlibat didalam jaringan yang mendapatkan keuntungan dari impor minyak mentah bahkan mungkin saja SBY-HR lah the Real Godfather Mafia Migas.   Wallahu Alam.

14180409431167531085
14180409431167531085

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun