(Photo:Tribunnews.com)
Dunia, maskapai penerbangan Malaysia Airlines dan bangsa Indonesia kembali berduka atas tragedi penembakan Pesawat Boeing 777 dengan Nomor Kode Penerbangan MH17 yang terjadi di Ukraina, pada 17 Juli 2014 lalu. MH-17 tesebut terbang dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur dengan membawa penumpang 295 orang termasuk 11 orang WNI.
Ada beberapa spekulasi terkait dengan jatuhnya MH17 tersebut, satu diantaranya adalah pesawat tersebut melewati zona konflik demi untuk efisiensi, dengan rute yang lebih pendek sehingga akan menghemat lebih banyak bahan bakar, dan ini sangat business oriented semata.
Kalau dugaan alasan efisiensi ini benar, berarti ada kebijakan perusahaan dalam hal ini MAS yang keliru, karena dalam dunia penerbangan Safety adalah yang Utama karena menyangkut nyawa manusia, sehingga dikenal istilah Zero Accident di dunia Penerbangan ini. Dalam hal ini MAS telah mengabaikan unsur keselamatan dan lebih mengedepankan unsur bisnisnya.
Hal ini juga menjadi indikasi bahwa MAS tidak menerapkan Risk Management sebagaimana harusnya sehingga berdampak sangat fatal dengan meninggalnya seluruh penumpangMH17 nahas itu.
Untuk itu, sebaiknya MAS mengkaji ulang insiden Jatuhnya MH17 secara komprehensif dan melakukan perbaikan kebijakan dengan back to basic dunia Airlines yaitu mengutamakan Safety.Semoga.
(Photo:Shutterstock.com/Risk Management)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H