[caption id="attachment_395527" align="aligncenter" width="560" caption="Gambar : Metrotvnews"][/caption]
Pada tanggal 9 Januari 1014 Presiden Jokowi telah mengajukan Cakapolri yang diusulkan oleh Kompolnas Komjen Budi Gunawan (BG), kepada DPR RI untuk dilakukan Fit and Proper Test. Keesokan harinya BG ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, dan kemudian Polri, membalasnya dengan menangkap Bambang Widjonarko (BW), komisioner KPK dan menetapkan BW sebagai tersangka. Lengkaplah sudah persyaratan untuk terciptanya perseteruan Cicak-Buaya jilid dua yang sampai saat ini masih mengambang statusnya dengan ditundanya pelantikan BG oleh Presiden Jokowi meskipun telah disetujui dan diusulkan oleh DPR RI untuk segera dilantik.
Perang Cicak-Buaya ini, telah dibumbui dengan tekanan dari Megawati dengan PDIP dan KIH yang ikut mendesak dan menekan Presiden Jokowi untuk segera melantik BG dengan agenda tersembunyi tetapi kasat mata bagi masyarakat.
Tekanan koalisi pendukung ini membuat Presiden Jokowi merasa terganggu, dan tidak nyaman sehingga memaksa beliau mengeluarkan jurus maut yang tak terduga dengan mengundang Prabowo (rivalnya di pilpres 2014) untuk bertemu dan membuat deal khusus yang tentunya membuat Mega dan KIH meradang.
Alhasil, jagat perpolitikan negeri menjadi heboh cuma oleh seorang BG yang bisa menjungkirbalikkan lawan menjadi kawan dan juga sebaliknya, yang hingga saat ini ujungnya akan ke mana masih belum jelas, hingga Presiden membuat keputusan definitif tentang BG apakah akan dilantik atau dibatalkan dan diusulkan Cakapolri baru.
Kekisruhan ini, akan bermuara kepada Presiden Jokowi yang memiliki hak prerogatif dengan dampak politik yang menyertainya apapun keputusan yang akan diambilnya. Presiden Jokowi harus merangkum semua persoalan, mendengar masukan dari semua pihak untuk menemukan solusi langkah terbaik untuk kepentingan bangsa dan Negara dalam kondisi perpolitikan belum stabil di masa 100 hari kepemimpinannya ini.
Dengan kepala dingin dan hati bersih, Presiden Jokowi menerapkan azas kehati-hatian yang membawa berkah bersatunya dua koalisi yang tengah berseteru KIH dan KMP, dan lebih dari itu juga mengajarkan kepada masyarakat bahwa hasil saja tidak selalu lebih penting jika tidak melalui proses yang benar dan selaras.
Hal ini menjadi tantangan nyata, dan akan menempa Presiden Jokowi menjadi seorang Politisi Sejati yang matang, kuat, tegar dan bijak apalagi jika keputusannya nanti berpihak kepada kepentingan masyarakat dan rakyatnya. Semoga!
Sumber :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H