Â
Gambar : JPNN.comÂ
Berita terkini di internal PKS sedang berhembus angin adanya protes dari para kader partai terhadap sikap Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah yang dinilai terlalu berpihak kepada mantan Ketua DPR RI Setya Novanto dalam kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden RI terkait perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia, dan menghendaki agar Fahri dipecat dari posisi pimpinan DPR RI. Tentu saja hal ini sah-sah saja dan menjadi urusan intern PKS sendiri yang sepertinya ingin dikesankan sudah mulai berubah tidak lagi jadi partai yang mementingkan urusan sendiri, tetapi sudah akan mulai memperhatikan kepentingan rakyat.Pada tanggal 10 Januari 2016, Fahri memberikan Keterangan Pers dan klarifikasi bahwa selama 17 tahun menjadi kader PKS tidak pernah berbuat salah, dan tidak pernah menerima surat resmi dari partai yang meminta dirinya mundur, malahan dia menuduh adanya kader PKS yang mengincar dan mengehendaki jabatannya di DPR RI ini.
Sejak masa pemerintahan SBY, Fahri dikenal sebagai politikus sangat vokal menyuarakan perbedaan opininya dengan pemerintah, meskipun partai induknya PKS adalah pendukung resmi SBY dengan 4 jatah kursi menteri. Â Dengan kepiawaiannya ini dengan tenang, mantabs dan penuh gaya Fahri berhasil mencapai posisi pimpinan DPR RI periode 2014-2019 dengan bantuan KMP yang menciptakan sejarah di DPR RI yang untuk pertama kalinya pemenang Pileg 2014 PDIP tidak mampu menempatkan kader di pimpinan DPR RI di level apapun. Â Hal ini juga layak dimasukan sebagai rekor dunia di Guiness Books of Record.
Namun sebagai orang luar partai, penulis menyayangkan adanya wacana seperti ini, karena sejatinya keberadaan Fahri Hamzah sebagai Wakil Ketua DPR RI adalah sangat penting, mengingat Fahri adalah Aset Negara yang perlu dijaga kelestariannya dengan beberapa alasan sbb :
- Bukan Koruptor
Beberapa waktu yang lalu, Fahri pernah dikaitkan dengan isu telah menerima US $ 25,000 tetapi tidak pernah terbukti, bahkan semua institusi hukum tidak bisa menyentuhnya, sehingga bisa dimaknai Fahri steril dari kasus korupsi. Pendapat Survei yang menyatakan bahwa Lembaga DPR RI termasuk sebagai lembaga terkorup di negri ini tidak terbukti pada diri Fahri.
- Pengkritik Pemerintah yang handal
Bersama kedua sohib kentalnya yang dikenal sebagai Trio NoFaFa (Novanto, Fadli dan Fahri), adalah pengkritik piawai tanpa henti atas apapun yang dilakukan oleh Pemerintahan Jokowi-JK. Kritik seperti ini diperlukan sebagai penyeimbang di alam demokrasi yang sehat, sehingga Pemerintahan Jokowi-JK bisa melakukan introspeksi dini langsung setelah adanya kritik dengan melakukan perbaikan seperlunya.
- Bukan Penyuka Fustun
PKS yang mengaku sebagai Partai Dakwah, dikenal dengan para elitnya yang sangat menyukai Fustun yang dipertontonkan oleh para kader yang tertangkap tangan oleh KPK yang sudah dipidanakan dan mengisi hotel pordeo KPK/Tipikor. Hingga saat ini belum pernah ada rumor sama sekali yang menyatakan Fahri memiliki simpanan, sehingga bisa dimaknai Fahri seorang Kader Setia terhadap satu isteri dan layak menjadi teladan.
Memang urusan penarikan kader selevel Fahri adalah murni urusan partai dengan segala pertimbangan yang terkait, namun demikian ketiga alasan diatas, ditambah dengan peran signifikan Fahri selaku corong partai tervokal di pileg dan pilpres 2004, 2009 dan 2014, Â yang terbilang sukses, belum tergantikan oleh kader PKS lainnya hingga saat ini, serta bantahan dan klarifikasi Fahri diatas, maka cukup sahih untuk dijadikan pembenaran agar Fahri tetap bertahan sebagai Wakil Ketua DPR RI. Â Setujukah anda???
Â
Sumber :