Â
Gambar : Yassarina.worldpress.com
Saya terdaftar di Kompasiana sejak 25 Juli 2013, dan setelah menjadi pambaca senyap beberapa bulan akhirnya tanggal 2 April 2014 mulai nekad menulis. Tujuan utama menulis adalah untuk mengisi waktu luang disela2 jadi MC untuk cucu2ku dan berharap bisa menghambat kepikunan.
Menurut statistik hingga tulisan ini dibuat, menghasilkan 725 artikel dengan 592.782 klik, 13.076 komen, 14.934 vote, 51 HL dan 218 Pilihan.  Tambahan ada 43 artikel yang dihapus Admins saking disayangnya penulis oleh Admin. Khususnya untuk artikel HL, sejatinya hanya 5 yang penulis tahu persis artikel yang mana, itupun mungkin Admin sedang lelah dan mulai ngantuk, sedangkan 46 sisanya entah dari mana, mungkin saja ini berupa bonus dari Admin untuk kompensasi jumlah tulisan yang pernah disemprit. Di-awal2 menulis tulisan hanya di klik oleh belasan pembaca dengan satu dua komen dan vote, tapi tetap menulis ala koboy jalanan yang nggak pake ilmu menulis yang benar.
Sukanya di Kompasiana, ialah ketika mendapat undangan Maksi bersama Presiden Jokowi di Istana Merdeka tanggal 19 Mei 2015, lewat kompasianer Niken Satyawati, yang pada saat itu belum kenal, meskipun penulis suka mengunjungi beberapa tulisan beliau. Ini pertama kali penulis berkunjung ke Istana diusia 65 tahun, dan mustahil terulang dimasa mendatang. Penulis bangga meskipun kualitas tulisan sampah abis alias acakadut, tetapi boleh mejeng setelah maksi di Istana bersama Presiden Jokowi ditemani beberapa kompasianers lainnya yang hebat2. Momen ini menjadi peristiwa bersejarah dan tidak akan terlupakan.
Dalam menulis, seringkali melakukan trial and error, dan pada tulisan ke 76 merasa bangga karena walaupun sempat disemprit Admin dan kemudian di republished dan mencapai jumlah pembaca 800 orang dengan 21 komen dan 10 vote… Ini adalah rekor tertinggi saat itu, padahal tulisannya asli……. Seratus persen kopas……..
Meskipun tulisan nggak bisa membaik disegi kualitas, penulis merasa sangat puas, dengan bisa memaksimalkan sharing and connecting dengan kompasianers lain, dan sempet kopdar dengan sekitar 30an kompasianer dalam tiga kali kesempatam kopdar dengan kompasiana.
Dukanya pasti gegara tulisan di semprit admin, meskipun tidak pernah protes, karena tahu diri dengan kualitas tulisan yang dodol… Rekor terburuk adalah 50 % tulisan dihapus admin, ketika tulisan pertama lolos sensor dan tulisan kedua langsung disemprit gegara kurang dari tujuh puluh kata. Duka yang lain masih perihal disemprit Admin, kali ini sebuah Artikel ke 599 di posting tanggal 18 Sep-15 2015 jam 3.59 AM, dan dihapus jam 3.30 PM,  tentang sentilan kepada seorang pejabat yang  sempat tayang hampir 12 jam diklik oleh 1.239 pembaca, 32 komen dan 33 vote, yang hilang tanpa bekas dan pesan apapun.  Rekor terburuk adalah dalam satu hari per tanggal 21 September 2015 dua tulisan disemprit sehingga membuat kapok, dan sejak saat itu hanya menulis satu artkel per hari, dan kalopun dihapus, baru menulis di hari berikutnya.  Per hari ini masih 5.70 % tulisan saya yang disemprit Admin.
Sejatinya, buat penulis kepuasan langsung diperoleh ketika artikel lulus filter bisa tayang, selebihnya baik itu apresiasi para rekan kompasianers mapun Admin, kalopun ada merupakan bonus, sehingga bisa bertahan menulis hingga saat ini. Akhirnya, saya berharap dimasa mendatang penulis bisa menemukan passion dalam menulis di Kompasiana dengan kualitas lebih baik dan semakin menikmatinya. Aamiin YRA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H