Gambar : Brilio.net
Serangan ISIS disiang bolong tanggal 14 Januari 2015, berupa aksi teror bom di jantung kota Jakarta Gedung Sarinah ini telah menewaskan 8 orang (termasuk 5 teroris dan satu warga Negara Kanada) dan melukai 23 orang. Tidak bisa dipungkiri bahwa ini merupakan pukulan telak bagi pemerintah dan aparat keamanan, meskipun sebelumnya telah menggagalkan rencana aksi teror di Hari Natal 2015 dan Tahun Baru 2016, dengan menangkap terduga teroris sebelum mereka beraksi. Lokasi Gedung Sarinah berkisar empat kilometer dari Istana Negara, tempat Kepala Negara tinggal, dan masuk kedalam Ring-1, yang seharusnya steril dari ancaman teroris apapun.
Serangan ini diakui oleh ISIS sebagai aksi mereka dengan tujuan untuk menebar ketakutan kepada masyarakat ibukota khususnya, dengan melakukan serangan terbuka diwilayah padat aktivitas penduduk Jakarta. Dengan leluasa para teroris berbaur dengan ditengah kerumunan masyarakat dan melakukan aksi brutal menembaki polisi dan masyarakat umum dan berujung dengan melakukan bom bunuh diri ketika mereka merasa misinya gagal dan ditembak mati aparat karena tidak mau menyerah.
Teror di Sarinah ini merupakan serangan model baru yang dilakukan secara terbuka, dan berbeda dengan gaya kelompok Dr Azhari-Noordin Top, dan mirip dengan teror Paris yang menewaskan 128 orang , 13 November 2015 lalu, yang juga diklaim dilakukan oleh ISIS.
Dengan aksi heroik dan profesional, akhirnya aparat kepolisian bisa melumpuhkan dan menembak mati para pelaku teror tersebut dalam waktu relatif singkat sehingga Presiden Jokowi yang baru kembali dari Perjalanan Dinas ke Cirebon, bisa langsung mendatangi TKP setibanya di Jakarta. Presiden langsung menginstruksikan aparat keamananan untuk segera menangkap otak dibalik serangan tersebut, dan meminta masyarakat untuk tidak takut dan melawan aksi teroris ini.
Indeks komposit Pasar Modal Indonesia (IDX), pada tanggal 15 Januari 2016 ditutup di angka 4523,976 (naik 0.24%), sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap US$ menurut BI, ditutup pada angka Rp. 12.817 per US Dollar (naik 0.97%), menunjukan bahwa tidak ada dampak negatif dari aksi pasca Bom Sarinah terhadap Pasar Modal Indonesia dan Nilai Tukar Rupiah.  Selain itu #Tagtidaktakutteror dimedia sosial dan respon masyarakat yang kompak dan sepakat mengutuk aksi Bom Sarinah ini telah menunjukkan dengan jelas bahwa Aksi ISIS di tanah air tidak membuat rakyat Indonesia takut malahan membuat rakyat kompak dan bersatu padu dengan semua elemen masyarakat lainnya untuk ber-sama2 memerangi dan menumpas aksi terorisme ini.  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H