Gambar : Kompas.com
Sejak awal diwacanakan, rencana pembangunan proyek gedung DPR senilai Rp. 2,7 trilyun sudah menuai penolakan dari banyak kalangan, termasuk dari Pemerintah dan DPR sendiri. Pembangunan gedung tersebut terdiri dari 7 proyek yaitu : pembangunan alun2 demokrasi, museum dan perpustakaan, jalan akses, visitor center, pusat kajian, pembanguan ruang anggota DPR, dan integrasi tempat tinggal anggota DPR.
Pihak2 yang menolak menilai bahwa pembangunan itu tidak berguna untuk peningkatan kualitas intelektual anggota dewan yang justru merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh mereka, sehingga sudah layaknya rencana tersebut dibatalkan, dengan alasan : menyinggung hati nurani rakyat kecil; dan
memprioritaskan serta fokus pada persoalan yang lebih mengedepankan kepentingan rakyat, seperti misalnya : pengawasan program dana desa.
Banyaknya penolakan dari masyarakat terhadap rencana pembangunan Gedung DPR tersebut telah membuat salah satu Pimpinan DPR dari Partai Dakwah PKS, Fahri Hamzah (FH) berkomentar sbb :
- FH menjelaskan, awalnya DPR tidak dibutuhkan didalam pemerintahan di era Orba. Hanya eksekutif yang berjala, sedangkan legislative hanya sekedar dijadikan ‘alat’ oleh pemerintah. Setelah era reformasi, DPR diberi kewengan yang lebih kuat untuk menjalankan tugasnya, antara lain Amandemen UUD45 mengatur agar DPR mempunyai kekuatan untuk mengawasi Pemerintah.
- Untuk menambah kekuasaan DPR ini, harus ditambah juga infra struktur, tenaga akhli, sehingga otomatis gedung dan pendukung lainnya harus ditambah pula
- Tidak semua anggota DPR yang terpilh langsung oleh rakyat mempunyai kapasitas untuk menjalankan tugasnya, sehingga harus ditunjang oleh infrastruktur dan fasilitas maksimal agar kinerja dewan maksimal.
- Anggota DPR itu dipilih yang disenangi rakyat, dan seperti rakyat juga, ada yang bego dan lucu, yang harus ditunjang agar berisi.
Dengan alasan2 tersebut FH menyimpulkan bahwa pembangunan gedung baru tersebut sangatlah diperlukan untuk menunjang kinerja anggota dewan.
“Saya mau Tanya, dalam demokrasi ini DPR penting enggak sih? Kalau nggak penting, tutup aja DPR ini”, ujar FH.
Ternyata, selama ini dugaan banyak orang bahwa FH itu hanya peduli dengan kepentingan diri dan partainya, bisa dimaknai sangat keliru, karena faktanya FH bisa menyerap aspirasi rakyat yang utama yaitu untuk membubarkan DPR. Bravo Fahri!!