Â
Gambar : Dream.co.id
Â
Tahun 2015 ini bisa dimaknai sebagai tahun yang berat dan cukup mengkhawatirkan bagi perekonomian dunia karena dipicu oleh memburuknya pertumbuhan ekonomi tidak hanya di negara2 berkembang tetapi juga termasuk di negara2 maju.
Survei Bloomberg memperkirakan Ukraina akan menajdi Negara dengan pertumbuhan ekonomi terburuk sepanjang 2015, karena dampak konflik yang terjadi dinegaranya membuat Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami konstraksi sebesar 4 persen di Q4-2015 dan menempatkannya sebagai Negara terburuk.
Di samping Ukrania, Rusia pun mengalami hal yang sama PDBnya diprediksi terjun bebas 3,5 persen akibat sangsi internasioal dan anjloknya harga minyak dunia. Demikian pula dengan negara2 Amerika Latin seperti Brasil dan Argentina yang menderita akibat inflasi dan pengangguran akan mengalami kontraksi ekonomi 1,6 persen dan 1,5 persen. Yunani yang sedang terlilit utang masuk kategori Negara dengan pertumbuhan ekonomi kecil yang diprediksi hanya akan tumbuh 0.9 persen. Namun nasib Yunani masih lebih baik ketimbang Swiss, Kroasia dan Serbia.
Di jajaran negara2 maju, akan melalui masa berat 2015 ini dengan pertumbuhan relative kecil, seperti misalnya Jepang, Jerman, Perancis, dan Belanda hanya akan menikmati pertumbuhan sekitar 1,5 hingga 1,8 persen saja. Sedangkan Amerika Serikat sedikit lebih baik dengan mencetak pertumbuhan ekonomi 2,1 persen.
Kejutan besar terjadi justru muncul dari negara2 kawasan Asia yang berstatus Negara berkembang yang berprestasi lebih baik, bahkan Indonesia akan mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5.44 % di Q4-15 nanti dan berada di posisi terbaik kelima didunia.
Berikut 10 negara terburuk kinerja ekonomi di Q4-15
- Ukrania, - 4 persen
- Rusia, - 3,5 persen
- Brasil, - 1,6 persen
- Argentina, - 1,5 persen
- Swiss, 0,1 persen
- Kroasia, 0,2 persen
- Serbia 0,6 persen
- Yunani 0,9 persen
- Italia 1,1 persen
- Kazakhstan 1,2 persen
Â
Sedangkan 10 negara terbaik kinerja ekonominya sbb :
- India, 7,5 persen
- China, 6,9 persen
- Vietnam, 6,1 persen
- Filipina, 5,7 persen
- Indonesia, 5,44 persen
- Irlandia, 4,5 persen
- Malaysia, 4,4 persen
- Polandia, 4 Persen
- Turki 3,8 persen
- Taiwan, 3,5 persen