Malam yang luka telah berlalu
Tersenyumlah mentari baru
Kau dan aku duduk memutihkan awan
Melirik setetes embun
Ia murni, bening, perawan, tanpa ada guratan tinta yang coba menodai
Sebuah siklus
Selalu begitu dan selalu murni
Dan langkah kita
Selalu di meja yang sama dengan gelas kopi yang sama
Tak berubah
Kita hanya menunggu kartu yang dibagi
Kita memetik anggur
Tanpa tahu wujud pokoknya
Segalanya hanyalah parfum dan tisu
Mengharap kebersihan dalam tindak penuh nafsu
Tak seperti setetes embun
Kita selalu menghias topeng
Kita adalah sebuah siklus
Tanpa kemurnian
Setetes embun
Lukisan yang kulirik
Aroma yang harus kuhembuskan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H