Mohon tunggu...
Astry Axmalia
Astry Axmalia Mohon Tunggu... Bidan - Midwife | Public Health | Daerah Istimewa Yogyakarta

Dosen Praktisi. Tertarik pada isu-isu kesehatan reproduksi dan kesehatan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) yang Tepat

19 Agustus 2024   10:36 Diperbarui: 19 Agustus 2024   10:38 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi PMBA yang Tepat (Sumber: Pixabay.com)

Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) merupakan salah satu isu krusial dalam dunia kesehatan dan tumbuh kembang anak. Praktik pemberian makan yang tepat sejak dini memiliki dampak jangka panjang bagi kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas anak di masa depan. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami pentingnya PMBA dan menerapkannya secara konsisten.

1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah periode kritis bagi pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Nutrisi yang adekuat selama periode ini sangat penting untuk membangun fondasi yang kuat bagi tumbuh kembang optimal anak. PMBA yang tepat dapat:

  • Mencegah Stunting: Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis. PMBA yang tepat dapat mencegah stunting dan memastikan anak tumbuh sesuai dengan potensi genetiknya.
  • Meningkatkan Kecerdasan: Nutrisi yang cukup selama 1000 HPK sangat penting untuk perkembangan otak anak. Anak yang mendapat nutrisi yang baik cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik.
  • Meningkatkan Imunitas: Nutrisi yang adekuat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak, sehingga anak lebih jarang sakit.
  • Mencegah Penyakit Kronis: PMBA yang tepat dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi di masa dewasa.

Praktik PMBA yang Baik

Praktik PMBA yang baik mencakup beberapa aspek, yaitu:

  • Inisiasi Menyusu Dini (IMD): Memberikan ASI kepada bayi segera setelah lahir dalam waktu satu jam pertama kehidupan.
  • ASI Eksklusif: Memberikan ASI saja tanpa tambahan makanan atau minuman lain selama 6 bulan pertama kehidupan.
  • Makanan Pendamping ASI (MPASI): Memberikan makanan tambahan selain ASI mulai usia 6 bulan sambil tetap melanjutkan pemberian ASI.
  • Pemberian ASI Lanjutan: Melanjutkan pemberian ASI hingga usia 2 tahun atau lebih.

Tantangan dalam Penerapan PMBA

Meskipun pentingnya PMBA sudah banyak diketahui, masih ada beberapa tantangan dalam penerapannya, antara lain:

  • Kurangnya pengetahuan: Banyak ibu hamil dan menyusui masih kurang pengetahuan tentang praktik PMBA yang benar.
  • Faktor sosial budaya: Beberapa budaya memiliki praktik pemberian makan bayi yang kurang sesuai dengan rekomendasi.
  • Keterbatasan akses: Ibu tinggal di daerah terpencil mungkin kesulitan mengakses informasi dan layanan kesehatan terkait PMBA.

Solusi untuk Meningkatkan Penerapan PMBA

Untuk meningkatkan penerapan PMBA, diperlukan berbagai upaya, antara lain:

  • Peningkatan kesadaran: Melalui kampanye sosialisasi yang masif, masyarakat perlu diberikan pemahaman yang komprehensif tentang pentingnya PMBA.
  • Penguatan peran tenaga kesehatan: Tenaga kesehatan perlu diberikan pelatihan yang memadai untuk memberikan konseling PMBA kepada ibu hamil dan menyusui.
  • Ketersediaan makanan pendamping ASI: Pemerintah perlu memastikan ketersediaan makanan pendamping ASI yang bergizi dan terjangkau.
  • Dukungan keluarga dan komunitas: Keluarga dan komunitas perlu memberikan dukungan kepada ibu menyusui agar dapat melanjutkan pemberian ASI.

Kesimpulan

PMBA merupakan investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Dengan menerapkan praktik PMBA yang baik, kita dapat menciptakan generasi penerus yang sehat, cerdas, dan produktif. Semua pihak perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapatkan nutrisi yang optimal sejak dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun