Di negara yang pernah memberikan dunia ini "Rennaissance", sepakbola merupakan sebuah seni dan bukan hanya olahraga.
Gaya sepakbola Italia bisa didefinisikan sebagai campuran yang memikat antara artistik dan machiavellian.
Di Italia, sebuah negara yang menjulur ke mediterania di mana surat kabar harian dengan angka penjualan yang sangat besar didedikasikan hampir seluruhnya untuk sepakbola.
 Di italia, ada bekas partai yang sempat berkuasa diberi nama sesudah nyanyian para tifosi. Di italia, ada perdana menteri yang pernah menjadikan klub yang dimilikinya sangat berjaya di eropa dan dunia. Di italia, sepakbola diperlakukan sebagai entitas yang dapat dihubungkan dengan semua orang. Semua ini tentunya sangat menggoda dan istimewa.
Italia sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan negara lain dalam seni yang dimainkan pada sepakbola. Itu adalah gabungan antara gaya dan kelicikan yang bersamaan dibentuk oleh mereka yang terkenal sebagai Fantasia dan Furbizia.
Dua "bahan" utama yang menjadikan sepakbola italia sangatlah indah untuk diikuti.
Fantasia merupakan sebuah seni untuk menghasilkan momen ajaib yang akan membuat lawan terperangah. Sebuah gerakan kejutan yang bisa memecahkan pertahanan gerendel lawan.
Fantasia bisa dilakukan menggunakan tumit belakang, gerakan boneka, dan gerakan yang kreatif lainnya. Semua ini dilakukan secara naluriah dan dalam momen yang tiba-tiba.
Pemain-pemain italia adalah jagonya dalam menggunakan seni ini. Orang-orang mungkin akan mendebatnya dengan cara membandingkannya dengan jogo bonito yang dimiliki oleh brazil, percayalah ini berbeda!
Cara pemain brazil bermain, bisa dikaitkan dengan cara mereka merayakan gol dan itu tidak lebih seperti bentuk tarian dalam hal kesenian.
Pemain brazil akan mengatur gerakan sehingga tampak begitu indah dan akan membuat seorang bek lawan menghadangnya dengan cara kasar.
Keduanya ini mungkin tampak sinonim, tetapi perbedaannya bisa dijelaskan dari perspektif bek: bek akan mengagumi jogo bonito dan akan kehilangan fokus saat dia sedang 'terlena' mengagumi jogo bonito, sedangkan yang dilakukan fantasia, seorang fantasisti (pemain yang memperagakkan fantasia) akan menunggu bek menjadi kurang fokus dan menghasilkan gerakan tipuan beberapa detik.
Fantasia adalah tentang membaca pikiran seorang bek, sedangkan jogo bonito adalah tentang cara menyajikan suguhan visual untuk bisa mengalihkan perhatian bek lawan.Â
Jogo bonito adalah tentang menarik bek lawan masuk ke dalam perangkap yang dibuatnya lalu mengambil keuntungannya dari itu, sedangkan fantasia adalah sebuah trik jahat untuk menipu lawannya.
Ada sejumlah pemain yang pintar melakukan fantasia ini, di masa lalu ada nama-nama seperti Roberto Baggio, Alessandro Delpiero, Francesco Totti, dan Andrea Pirlo. Lalu ada Sandro Tonalli, Bryan Cristante, Lorenzo Insigne, dan Marco Verratti di masa sekarang.
Semua pemain ini adalah yang akan meneror lawan hanya dengan gaya permainan jenius mereka yang mendefinisikan fantasia.
Fantasia bukanlah sebuah bakat individu, melainkan sebaliknya, fantasia terhubung dengan setiap aspek permainan tim italia. mulai dari interaksi antara fantasisti dengan rekan satu timnya dalam sebuah latihan yang dilakukan secara rutin. Dan seorang pelatih harus bisa menemukan cara untuk memanfaatkan yang terbaik dari fantasisti mereka.
Fantasia, bagaimanapun juga bukanlah satu-satunya seni dalam sepakbola italia dan bahkan kurang lengkap tanpa adanya Furbizia. Sebuah seni kotor namun sangat efektif dan yang populer diperagakan oleh para pemain dari italia.
Akan tetapi, ini bisa menjadi sebuah jawaban untuk mereka yang bertanya mengapa ada empat gelar juara dunia dalam lemari trofi italia. yah, salah satunya adalah ramuan ajaib yang ditampilkan oleh para prajurit fantasia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H