Mohon tunggu...
Axelsa Dika Pramusita
Axelsa Dika Pramusita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Airlangga

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelestarian Budaya Tradisional dengan Antusias Pemuda dalam Pementasan Ludruk

6 Juni 2022   00:00 Diperbarui: 6 Juni 2022   00:02 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia memiliki banyak kekayaan baik alam maupun budaya. Budaya yang ada di Indonesia terbentang dari Sabang hingga Merauke dengan ratusan dan beragam budaya tersedia di tiap-tiap daerah. Mulai dari tari, pakaian, rumah adat, hingga tata krama semua daerah memiliki ciri khas masing-masing sesuai dengan kondisi geografis dan lingkungannya. 

Saat ini, budaya-budaya tradisional tidak lagi menjadi sebuah kebiasaan atau hal rutinitas yang selalu dilakukan sehari-hari. Seperti contoh, dahulu orang-orang Jawa menggunakan kebaya sebagai pakaian sehari-hari dan jika dilihat saat ini mungkin hanya segelintir orang-orang yang memakai baju kebaya yaitu para orang-orang lansia yang masih hidup hingga sekarang. 

Meskipun saat ini budaya tradisional tidak menjadi rutinitas sehari-hari masyarakat, budaya-budaya tradisional kini digunakan sebagai sebuah pagelaran seni seperti pameran, pementasan, atau sebagai bentuk tempat wisata sebagai model pelestarian budaya Indonesia. Mengadakan sebuah pameran atau pementasan pada suatu acara merupakan salah satu bentuk melestarikan budaya Indonesia untuk diperkenalkan kepada para generasi muda.

Menurut Julia, 2020 Pagelaran seni memiliki arti pertunjukan karya seni yang sifatnya dinamis seperti tarian, wayang, pagelaran busana, pagelaran busana, pagelaran musik modern, teater, drama musikal,dan lain sebagainya. Suatu pagelaran seni merupakan salah satu cara komunikasi antara pencipta karya dengan para penikmat karya. 

Salah satu pagelaran seni yang baru-baru ini diadakan yaitu pementasan Ludruk di Balai Budaya, Surabaya pada 29 Mei 2022. Pementasan ini diadakan dalam acara pengenalan rempah-rempah Indonesia yang ada di Surabaya sekaligus merayakan ulang tahun kota Surabaya. Antusiasme masyarakat Surabaya patut untuk diapresiasi, terutama para generasi muda. Kursi penonton dipenuhi dengan para anak-anak muda yang banyak diantara mereka baru pertama kali melihat pertunjukkan ludruk. Penampilan diawali dengan tari remo dan berlanjut pada penampilan ludruk. Suasana penampilan ludruk sangat meriah dengan alunan karawitan yang selaras dengan cerita yang dibawakan. Cerita yang dibawakan juga sangat menarik sekaligus dibumbui dengan komedi-komedi yang membuat penonton tertawa. 

Dari salah satu pagelaran tersebut dapat digunakan sebagai upaya untuk melestarikan budaya di tengah era globalisasi, khususnya anak muda. Antusias dari anak-anak muda menunjukkan apabila mereka saat ini masih sangat tertarik dengan budaya tradisional Indonesia, salah satunya ludruk. Antusiasme anak-anak muda patut untuk dikembangkan sebagai bentuk upaya pelestarian budaya tradisional Indonesia.

Melestarikan budaya Indonesia sangat penting terutama pada era globalisasi. Era globalisasi bisa menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke mancanegara. Peran dari anak-anak muda Indonesia juga diperlukan untuk menjaga kelestarian budaya Indonesia. Cara yang dapat dilakukan sebagai generasi muda seperti, mendatangi pagelaran seni, mempelajari budaya tradisional, dan mengikuti kegiatan-kegiatan budaya. Hal ini bertujuan sebagai upaya melestarikan budaya Indonesia agar tidak tergerus arus globalisasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun