Film Devil On Top yang disutradarai oleh Anggy Umbara dan tayang di layanan Disney+ Hotstar. Film ini bercerita mengenai sekumpulan karyawan yang sangat membenci bosnya karena dianggap terlalu kejam. Kumpulan karyawan tersebut terdiri dari Angga (Angga Yunanda), Richard (Kenny Agustin), Boni (Lolox), dan Rudi (Joshua Suherman). Mereka ingin membuat bosnya dikantor yaitu sarah yang diperankan oleh Cinta Laura dipecat dari pekerjaannya. Dalam menjalankan aksinya mereka membuat taruhan yaitu siapa diantara mereka yang berhasil terlebih dahulu untuk membuat Sarah dipecat akan mendapatkan uang yang telah mereka kumpulkan. Seiring berjalannya waktu, Angga yang berhasil menjadi creative direktur menjadi semakin dekat dengan Sarah. Lama kelamaan hubungan antara Sarah dan Angga justru semakin dekat dan timbul rasa cinta di antara mereka. Hal itulah yang menjadi dilema bagi Angga antara hubungannya dengan sahabat atau dengan Sarah. Sedangkan di lain sisi Sarah ternyata juga memiliki permasalahannya sendiri. Cerita selengkapnya bisa kalian saksikan sendiri di layanan streaming Disney+ Hotstar.
Setelah menonton film Devil On Top, kesan yang timbul pertama kali adalah ketidakjelasan masalah utama di dalam film ini. Awalnya permasalahan yang muncul adalah bagaimana cara membuat sarah sebagai bos bisa dipecat. Selanjutnya permasalahan lain muncul setelah Angga memiliki perasaan dengan Sarah. Lalu muncul masalah baru yang berhubungan dengan kehidupan personal Sarah. Sayangnya dengan banyaknya masalah yang ditampilkan di dalam film ini justru membuat cerita film Devil On Top tidak bisa berjalan dengan maksimal. Pengenalan karakter dari tokoh utama tidak terlalu jelas sehingga orang yang menonton mungkin akan memiliki kesan yang biasa saja terhadap karakter yang ada di dalam film. Memang beberapa kali dijelaskan tujuan dan beberapa latar belakang karakter Angga dan Sarah, sayangya tujuan dan latar belakang tersebut masih kurang berhasil dan terkesan terlalu memaksa.
Beberapa adegan di dalam film juga dibuat terlalu memaksa dan justru menimbulkan kesan yang aneh. Contohnya adalah adegan ketika 4 orang karyawan masuk ke Rumah Sarah untuk mencari informasi. Banyak sekali adegan yang tidak masuk akal dan justru membuat suasana di adegan tersebut menjadi aneh dan menjadi tidak penting. Selain itu konflik yang terjadi antara teman teman Angga juga memberikan kesan konflik anak kecil yang sebenarnya tidak pas dengan orang yang sudah bekerja. Semua alur cerita di dalam film ini semuanya terlalu cepat untuk terjadi dan seolah olah memberikan kesan yang terburu buru dalam penceritaannya. Mulai dari pertengahan film, peran dari teman teman kantor Angga juga sudah tidak terlihat lagi dan tiba tiba menjadi tidak penting di dalam film ini. Bahkan ending yang ada di film ini juga memberikan kesan yang terlalu dibuat buat dan tidak masuk akal untuk menutup sebuah cerita.
Tentunya film ini terbantu dari akting Cinta Laura dan Angga Yunanda, Chemistry di antara kedua karakter yang mereka mainkan bisa dikatakan cukup bagus. Hubungan cinta antara Sara dan Angga dapat sangat terlihat ketika di awal mereka menjadi dekat. Selain itu komedi di awal hingga pertengahan film juga bisa dikatakan cukup membantu. Akting dari Lolox sebagai Boni dapat membuat film ini menjadi sedikit terselamatkan. Bisa dikatakan bahwa ketika momen pendekatan Angga dan Sara merupakan momen terbagus yang ada di film ini. Pada akhirnya menurut opini dari saya film ini gagal dalam mengemas banyaknya permasalahan yang ditawarkan menjadi sebuah rangkaian cerita yang menarik. Film Devil On Top sayangnya juga menampilkan beberapa adegan yang tidak jelas dan masuk akal sehingga menimbulkan kesan yang memaksa sehingga film menjadi kurang bagus untuk ditonton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H