Mohon tunggu...
Axelda
Axelda Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Blogger

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Berbicara Tak Sekadar Berbahasa

1 September 2024   13:00 Diperbarui: 1 September 2024   13:11 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tak sekadar berbahasa.

Berbicara tidak sekadar mengucapkan bunyi bahasa. Pengucapan bunyi bahasa bukanlah tujuan, tapi alat. Ucapan "ya" tanpa konteks tak berarti apa-apa, berbeda dengan kata "ya" setelah pertanyaan "Apakah hari ini hari Rabu?". Kata "ya" menjadi respon yang berisi informasi.

Begitulah bahasa menjadi media untuk dapat menyampaikan tujuan pembicara, baik itu untuk merespon, memberi informasi, membujuk, mempengaruhi, atau mengeluarkan pikiran.

Berbicara untuk berkomunikasi.

Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Untuk itu, penting untuk berbicara dengan baik agar dapat menciptakan komunikasi yang baik pula. Sebaliknya, cara penyampaian yang buruk justru akan memberikan kesan negatif. Saat berbicara, kita dapat melibatkan beberapa anggota tubuh kita seperti gerakan tangan, tubuh dan ekspresi raut muka. Hal ini akan memperjelas maksud tujuan kita. Seperti anggukan kepala untuk jawaban ya dan gelengan kepala sebagai pelengkap kata tidak.

Berbicara sesuai konteks dan kebutuhan.

Saat berbicara, kita harus memperhatikan konteks dan kebutuhan komunikasi. Lingkungan tempat kita berbicara mempengaruhi gaya berbicara kita, apakah itu di depan umum, dalam rapat bisnis, atau dalam kegiatan informal. Semua harus disesuaikan. Dengan konteks yang tepat, komunikasi dua arah tercipta secara positif. Sebaliknya, konteks yang tidak tepat justru menimbulkan persepsi negatif.

Diam adalah emas.

Jika perkataan kita berpotensi menimbulkan masalah atau merusak situasi, lebih baik diam. Jika kita tidak yakin aakn kebenarannya, pikirkan dahulu. Kita harus memikirkan baik-baik apa yang kita ucapkan, karena perkataan kita bisa jadi memberi dampak besar kepada orang lain.

Jadi, kenal baik-baik apa tujuan kita berbicara. Perhatikan juga konteks dan bagaimana gerak tubuh yang sesuai. Jika berpotensi membawa dampak negatif, lebih baik diam. 

Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun