Nama : Zaudah Muhammad Awwad
Nim : 42321010026
Desain Komunikasi Visual
Dosen pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
teodisi, (dari bahasa Yunani theos, "tuhan"; dik, "keadilan"), penjelasan tentang mengapa Tuhan yang maha baik, maha kuasa, dan maha tahu mengizinkan kejahatan. Istilah ini secara harfiah berarti "membenarkan Allah." Meskipun banyak bentuk teodisi telah diajukan, beberapa pemikir Kristen telah menolak upaya apa pun untuk memahami tujuan Tuhan atau untuk menilai tindakan Tuhan menurut standar manusia.Â
Yang lain, menarik perbedaan antara teodise dan "pertahanan" yang lebih terbatas, hanya berusaha menunjukkan keberadaan beberapa kejahatan di dunia secara logis sesuai dengan kemahakuasaan dan kebaikan sempurna Tuhan. Teodisi dan pembelaan adalah dua bentuk tanggapan terhadap apa yang dikenal dalam teologi dan filsafat sebagai masalah kejahatan.
Jenis-jenis teodise
Menurut filsuf dan teolog Inggris John Hick, teologi Kristen menawarkan dua pendekatan utama terhadap teodisi, yang satu berasal dari karya St. Augustine (354--430), yang lain dari St. Irenaeus (c. 120/140--c. .200/203).Â
Pendekatan Agustinus jauh lebih berpengaruh, tetapi Hick menganggap ide-ide Irenaeus lebih selaras dengan pemikiran modern dan cenderung terbukti lebih bermanfaat. Sandro Botticelli: lukisan dinding St. Augustine Sandro Botticelli: lukisan dinding St. Augustine
Tradisi Augustinian menekankan pentingnya Kejatuhan (dosa dan pengusiran Adam dan Hawa dari Taman Eden, apakah dipahami sebagai peristiwa sejarah atau sebagai representasi mitis dari kondisi manusia) dan melihat semua kejahatan sebagai konsekuensi dari ini, apakah kejahatan yang dimaksud adalah moral (yaitu, perbuatan salah manusia dan akibat-akibatnya) atau alam (misalnya, penyakit dan bencana alam).Â