Mohon tunggu...
Awwab Hafizh
Awwab Hafizh Mohon Tunggu... -

Melakukan apa yang memang harus dilakukan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Perantauan

28 Maret 2014   14:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:21 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hidup jadi mahasiswa banyak hal yang dipelajari, apalagi mahasiswa perantauan. Memasuki daerah yang belum pernah kita datangi sebelumnya harus pandai menyesuaikan diri dengan lingkungan. Terkadang kebiasaan di daerah kita tidak bisa diterapkan di daerah tersebut.

Seorang perantau tanpa disadari memegang nama daerah masing-masing. Jika prilaku buruk, maka itulah yang akan disimpan di dalam memori seseorang tentang prilaku daerah kita. Banyak yang cuek akan hal ini. Akibatnya, setiap ada perantau dari daerah tertentu yang sudah dicap sebagai daerah berprilaku buruk, maka sang perantau terkena imbasnya.

Pengalaman ini pernah saya alami ketika merantau ke Bangka. Ketika ditanya asal daerah saya, dan saya mengatakan bahwa saya berasal dari Medan, mereka langsung memandang saya secara serius penuh kehati-hatian. Ternaya yang ada di benak mereka bahwa orang Medan itu keras, pemarah, pandai bicara, sering buat onar, banyak preman, dsb. Saya yakin ini bukan salah mereka memandang saya seperti itu. Inilah pembelajaran melalui pengalaman. Mereka membaca prilaku seseorang melalui pegalaman.  Apalagi tontonan televisi sering menayangkan bahwa orang brandal, preman itu bergaya layaknya orang Medan dengan logatnya yang kental dan khas. Tentunya itu menguatkan persepsi mereka tentang prilaku orang Medan.

Pada tulisan ini saya hanya mengingatkan, bahwa ketika kita keluar dari daerah kita, kita harus menjaga nama baik daerah kita karena itu adalah sumbangan terbaik bagi daerah kita. Kalau tidak bisa memberi makan jangan merusak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun