Kubu Prabowo telah salah langkah. Ia terbuai dengan hiruk-pikuk dan gemerlapnya dukungan beberapa kelompok Islam. Identitas sebagai pembela islam mampu mengaburkan pandangannya akan jati diri bangsa Indonesia. Ia benar-benar lupa bahwa Indonesia lahir dari kebinekhaan bukan keagamaan.Â
Kini, mungkin ia menyadari bahwa ia harus melepaskan politik identitas keagamaan pada dirinya, oleh karenanya ia mulai merekrut tokoh-tokoh agama lain dalam setiap pertemuan, namun sayang ibarat telur ayam sudah menetas menjadi anak ayam dan tidak akan mungkin kembali menjadi telur. Begitu pun kubu Prabowo, ia sudah terlanjur identik dengan kubu 212 dan untuk sementara waktu sukar untuk disebut kembali sebagai kubu nasionalis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H