Mohon tunggu...
Anton Pramono
Anton Pramono Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya ingin sekali bisa menulis dengan baik tetapi belum tahu banyak tentang menulis.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Sang Buta Media dari Masa Lalu

23 Juli 2018   18:45 Diperbarui: 23 Juli 2018   19:01 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sang buta media dari masa lalu Foto:pixabay.com

Satu hal yang menarik saat saya menikmati penjelasan Raditya Dika di salah satu sesi pelatihan SUCI adalah tentang menulis. Sebuah rasa yang luar biasa, Bang Raditya menyampaikan menulis itu sebuah bentuk dasar dari setiap karya turunannya. Sebuah buku elektronik adalah  sebuah karya hasil tulisan. Ada seseorang yang menulis. Tulisan yang tadinya dinikmati di sebuah buku, berubah menjadi sebuah bacaan yang digambar oleh teks hitam di atas sinar putih sebagai latar sebuah gawai.  Sebuah tulisan.

Sebuah standup komedi juga diawali dari sebuah tulisan. Tak ubahnya seperti drama monolog, jenis kreatifitas ini menggunakan cerita yang disusun untuk mentertawakan diri sendiri atas sebuah keadaan. Sebuah keadaan yang direnungkan, dicari dan dicatatkan ke dalam sebuah tulisan. Tulisan yang kemudian dihafalkan, dan dibawakan dengan mimik, gerak tubuh dengan suara bercerita yang mengundang gelak tawa. Sebuah tulisan.

Sebuah film juga seperti itu, diawal dari sebuah tulisan bernama skenario. Jabatan penulis cerita pun selalu ada di baris-baris nama setiap akhir tayang sebuah film. Tidaklah mungkin sebuah film dibuat tanpa cerita yang ditulis rapih. Saya merasakan motivasi itu tatkala Salman Aristo mempertanyakan kenapa para pembuat film begitu serius mengarap sebuah karya layar lebar. Ternyata ada biaya yang sangat besar, yang bisa dibandingkan dengan membangun sekolah untuk mencerdaskan lebih dari seratusan anak, untuk sebuah film. Biaya yang mampu mengugah kesadaran koletif melalui indera mata, dan telinga. Dan biaya sebesar itu membutuhkan seorang penulis. Ya, sebuah tulisan.

Sesungguhnya yang terjadi setiap orang sekarang senang membaca. Dahulu mungkin hanya orang yang memiliki akses terhadap koran untuk dapat menikmati sebuah informasi kemarin.

Saat ini setiap detik, semua orang dapat mengetahui informasi yang baru terjadi beberapa menit sebelumnya bahkan beberapa detik sebelumnya melalui portal berita. Ya, portal berita yang isinya melulu adalah tulisan. Iya, benar sebuah tulisan.

Kita juga terkagum dengan sihir video youtube yang menjarah begitu banyak anak-anak dengan ramuan aneka materi berisi jawaban dari keingintahuan. Mereka asyik menikmati video dalam dalam bahasa Inggris berakses Amerika atau British yang membahas begitu banyak hal mulai dari cerita squishy merah jambu sampai tutorial bermain gitar rock. Semuanya tidak mungkin tanpa perencanaan dari kerangkat menulis yang disusun agar apik dalam penilaian. Itu juga berasal dari sebuah tulisan.

Kita mungkin dibingungkan oleh perubahan yang cepat, dan sering kali melamun bermimpi tentang masa lalu, masa keindahan tulisan di dalam sebuah media bernama buku yang terdiri dari kertas dan tinta. Masa kini tulisan indah dan bernilai terus mengalir dengan media yang  berbeda, sebuah era digital, dengan tulisan yang dapat dilihat kala dinyalakan cahayanya. Meninggalkan aku si buta media dari negeri lalu yang masih merindukan sebuah buku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun