Mohon tunggu...
Anton Pramono
Anton Pramono Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya ingin sekali bisa menulis dengan baik tetapi belum tahu banyak tentang menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Tatkala Naik Ojek "Online" dan Bermasalah di Jalanan

18 Juli 2018   23:40 Diperbarui: 19 Juli 2018   10:39 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tatkala mengalami ojek online yang bermasalah di jalanan Foto: Freepik.com

Ojek online itu buat gue adalah sebuah solusi transportasi  tepat buat kota yang macet seperti Jakarta. Meskipun gue harus menghadapi banyak kejadian yang ada-ada saja saat gue sedang naik  gojek online ini. 

Salah satu yang paling menarik, ada tiga sampai empat kali gue mengalami yang namanya ban bocor. Ya begitu, baru sekitar sepuluh sampai lima belas menit naik motornya, tiba tiba koq jalannya oleng ya? Gue kasih tahu sama abang drivernya,  bannya kempes. Eh dia malah nggak sadar. Begitu sadar, bannya sudah benar bener kempes. 

Kalau sudah kejadian ban kempes,  gue itu takut banget kalau penyebabnya adalah berat badan gue. Kan, gue itu gede banget. Dan selalu gue bakalan minta maaf duluan sama abangnya. Awalnya abangnya bingung kenapa bocor gue yang minta maaf. Tapi gue bisa lihat di matanya, “Elo sih gede banget”. Ampun Dah! 

Sebenarnya tanda tanda kalau gue sumber kerusakan ban itu sudah ada sih. Beberapa kali kalau nggak sengaja lewat lubang, motor ojek online itu pasti terantuk keras. BUKS. Seperti motornya nggak pake ban, langsung menghajar bibir lubang aspal. Dan kalau pas bunyi tadi, dalam hati gue langsung berdoa “Mudah mudahan nggak bocor, kasih kuat motor Abangnya Ya Allah”.

Kalau sudah kejadian ban bocor, ini gue pasti minta pindah kan. Gue tinggal abangnya. Yang jelas gue selalu bayar penuh. Dan kalau ada uang lebih dengan kesadaran berat badan gue yang upnormal, gue kasih uang buat nambal bannya. Minimal buat ganti rugi sudah merusakan bank motor abangnya. Kadang ada yang nolak, kadang diterima juga. Dia yang terima kasih balik sudah dikasih uang tambal bank.

Dan Abang tukang ojek itu baek banget lho. Hal yang biasa dilakukan pasti langsung bilang, “Maaf ya mas, ban motornya kempes. Saya carikan ojek lainnya ya”. Terus dia akan melambaikan tangan ke teman temannya yang mengenakan jaket yang sama. Dalam hati, sudah dia yang susah, sekarang dia mikirin gue yang segede babon gini. Terharu gue. Ada juga yang peduli sama nasib gue. Dipinggir jalan, ban motor kempes, dan nggak tahu harus pulang naik apa. (ah lebay loe)

Kalau nggak ada juga yang mau, biasanya gue akan bilang “Sudah bang. Nggak apa apa saya order lagi saja”. Ya akhirnya itu solusinya. Tapi kalau elo pikir, elo kan akan mengeluarkan biaya dua-tiga kali, satu buat bayar ojek online yang pertama, buat kasih ongkos tambal ban dan ongkos gue melanjutkan pulang. Untung saja ada sisa uang buat ongkos pulang. Kebayangkan kalau elo lagi nggak ada uang di dompet, terus deposit di ojek online juga habis. Kira kira elo mau ngapain? Marathon? Naik Taksi terus cari ATM? Puyeng, kan.

Gue pernah juga, selain ban kempes adalah kehabisan bensin. Sebenarnya nggak habis pikir ya, masa bisa sih habis bensin padahal perjalanan gue nggak jauh, cuman 15 menit dan macet sedikit. Tetapi kehabisan bensin ini nyata lho. Gue sempet sebel banget, memang nggak dicek ya sebelum berangkat. Masa sih setiap gue naik gue bakalan tanya “Bang bensin aman? ban nggak kempes? surat surat lengkap? lampu sen bagus? lampu depan nyala” memang gue mau nilang apa. Lengkap banget pertanyaannya ya.

Tapi secara keseluruhan gue seneng naik ojek online. Alasannya jadi sederhana, kapanpun gue butuh kendaraan sekarang tinggal pencet, dan selalu ada orang baik yang bisa mengantar gue dengan ojek online. Terima kasih ya ojek online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun