Mohon tunggu...
Aworu Hana
Aworu Hana Mohon Tunggu... -

cita-cita: Masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah (Fiktif) Cintaku

15 Mei 2012   15:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:15 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kubaca syair luapan hati didunia maya
Kudapatkan pelajaran disana
Bahwa cinta haruslah mendamaikan yang dicintai
Cinta haruslah menumbuhkan yang dicintai
Cinta haruslah menjadikan lebih baik yang dicintai

Bagaimana dengan cintaku padamu?
Mengucap cinta padamu aku tidak pernah
Hanya perasaanku saja yang mengira-ngira bahwa apa yang kurasakan adalah cinta
Tak layak aku mengucap cinta padamu jika itu hanya sebatas rasa
Untuk membuatnya sedikit lebih nyata, akupun menulisnya
Hanya sebatas rasa, kata dan tulisan, dan kurasa itu masih belum cukup untuk dibilang cinta
Benar apa yang kau bilang
Cinta adalah kata kerja.

Aku bertanya dalam hati, kerja apakah yang harus aku lakukan untukmu?
Kerja cinta apa yang bisa aku berikan padamu?
Cinta itu baru bisa kuwujudkan dalam kata dan doa
Ku memohon pada Tuhan untuk menjagamu
Menentramkan hatimu
Menyehatkan jasadmu
Memyertaimu dalam setiap langkah

Aku tak bisa memberimu sandaran saat bebanmu terasa berat
Aku tak bisa tersenyum untuk memperindah harimu saat dirimu sendu
Aku tak bisa berkata hebat untuk menyemangatimu saat dirimu bosan
Aku tak bisa memijit kaki dan tanganmu saat dirimu lelah
Aku hanya bisa menitipkannya pada Tuhan lewat doaku

Aku akan menunggu sampai saat itu tiba,,
Boleh jadi aku dan dirimu tidak berakhir dengan penyatuan jiwa dan raga
Tapi doaku tetap sama, semoga Tuhan selalu menjagamu..

Tuhan menjadi jembatan wujud cintaku
Aku ingin Tuhan menjadi tujuan cintaku
Aku ingin Tuhan menjadi alasan cintaku
Aku ingin Tuhan menjadi alasan cintamu padaku
Aku ingin Tuhan menjadi pusat cinta kita

untukmu yang masih kutunggu..(^_^)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun