Mohon tunggu...
Awaludin, SKM, M. Kes (Epid) Abdussalam
Awaludin, SKM, M. Kes (Epid) Abdussalam Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Epidemiologis. Sanitarian. "Mediocre".

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ketika Fariz RM Menulis Buku *)

17 Juni 2011   03:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:26 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Acara "bedah buku" karya Fariz Roestam Moenaf dengan judul Rekayasa Fiksi-Bagaimana cara Fariz menulis lagu yang digagas oleh penerbit Republika, digelar sore hari di Kompleks Istora Senayan Jakarta pada tanggal 4 Juli 2009 silam. Fariz RM hadir sebagai penulis sekaligus pengulas tunggal buku yang ia tulis. Sungguh, sebenarnya saya agak terkaget-kaget juga, betapa Fariz RM telah bermetamorfosis dari seorang musisi menjadi seorang penulis!

Saya dibuat penasaran, karena sebelumnya Fariz RM juga telah menerbitkan buku di bawah penerbit buku Kompas dengan judul Living in Harmony pada tahun yang sama. Seproduktif itukah Fariz RM dalam menuangkan ide-ide kreatifnya dalam bentuk tulisan? Beberapa alasan mengapa saya hadir pada acara itu antara lain, saya sangat suka membaca (baca: tetapi lebih sangat suka mendengarkan musik karya Fariz RM) dan sangat suka menulis walaupun masih berada pada tahap "amatiran", karena tulisan saya lebih banyak ditolak daripada diterbitkan oleh media massa.

Bedah buku dihadiri beberapa sahabat Fariz RM, antara lain Jimmy Paais, Herman "Gelly" Effendi, dan jika saja Ekky Soekarno hadir, tak pelak lagi Symphony bereuni saat itu. Beberapa lagu hits Symphony ikut menyemarakkan acara bedah buku tersebut. Tidak ketinggalan pengamat musik sekaligus penggemar Fariz RM, Bens Leo juga hadir. Beberapa orang yang hadir saya kira sangat terkenal di dunia musik maupun penerbitan, tetapi sayang saya tidak mengenal lebih jauh, maklum orang dari "daerah".

Tidak dapat dipungkiri bahwa pada acara itu merupakan pertemuan saya yang pertama dan terakhir kalinya dengan Jimmy Paais. Sebuah sosok yang sangat mengagumkan, bersahaja sekaligus terkesan pendiam. Tetapi, seperti yang kita ketahui dari tangannya tercipta lirik-lirik fenomenal yang menopang kesuksesan lagu-lagu Fariz RM dan tentu saja tidak bakal ditemui lagi di era digital saat ini.

Secara umum buku-buku Fariz RM sangat diapresiasi para pembacanya. Sekedar iseng saja, setiap ke toko buku selalu saya sempatkan melongok keberadaan buku-buku tersebut. Agak sulit dicari sekarang, berarti sudah laku terjual? Perbedaan yang menyolok antara buku yang ditulis Fariz RM dibandingkan dengan musisi lain yang juga penulis, tentu saja ada, bahkan sangat kontras. Musisi lain yang juga sebagai penulis hanya menulis tentang musik yang mereka geluti saja. Di dalam Living in Harmony, Fariz RM menulis sangat berbeda, karena ia menulis opini dengan topik apa saja, misalnya tentang musik dan industri musik itu sendiri, keluarga, cinta, lingkungan, bahkan Tuhan. Di buku "catatan ringan" ini tema utama dibagi menjadi jati diri, ketekunan, dan juga norma. Tetapi pada akhirnya opini tersebut berhubungan sangat erat bahkan bermuara pada pembahasan-pembahasan dengan nuansa musikal.

Kadang-kadang saya berpikir, "perlukah Fariz RM menulis autobiografi?". Mengingat beberapa musisi atau penyanyi berusaha sekeras mungkin menerbitkan buku tentang dirinya (baca: juga ditulis oleh penulis lain), misalnya saja, Chrisye, GIGI, belakangan Piyu Padi. Boleh jadi tidak perlu, karena apa yang ditulis Fariz RM sebenarnya adalah sebuah "rekaman" perjalanan hidup. Sebuah "catatan" proses kreatif yang ia lakoni selama ini. Suatu pengalaman "batin" yang sangat kaya. Bisa juga dikatakan sebagai sebuah kesaksian terhadap perkembangan musik juga industri musik saat itu bahkan sampai perkembangan mutakhir sekarang. Tentu saja suatu pengalaman yang tidak dipunyai musisi sekarang. Bahkan Giring harus menyebut bahwa Fariz RM adalah sebuah referensi! Bagaimana memulai bermusik dengan baik tanpa referensi yang jelas? Rentang waktu yang sangat panjang dengan pengalaman musikalitasnya sebagai cerminan kisah hidup yang utuh, juga sebenarnya merupakan sebuah autobiografi bagi dirinya.

Di buku kedua Fariz RM (dibantu oleh Irsa Destiwi untuk penulisan partitur notasi) yang diterbitkan Republika dengan judul Rekayasa Fiksi-Bagaimana cara Fariz menulis lagu. Boleh jadi buku ini akan menjadi referensi yang baik bagi musisi-musisi muda kini tentang bagaimana menulis lagu yang benar. Tanpa harus mengorbankan pembaca awam seperti saya untuk memahami partitur sebuah lagu, buku ini enak untuk dinikmati. Pembaca awam silakan saja melewati "notasi lagu yang njlimet" untuk langsung segera membuka halaman yang bertutur tentang bagaimana cerita sebuah lagu lahir.

Ketika Fariz RM bermetamorfosis menjadi penulis, interaksi dengan penggemarnya sebenarnya mulai kembali nampak terjalin, tanpa harus melalui media musik seperti yang selama ini terjadi. Karya tulis Fariz RM bertebaran di beberapa media, yang saya tahu di Rolling Stone Indonesia saja dapat ditemui beberapa artikel, misalnya Niat Perubahan (Rolling Stone Indonesia, Edisi 45, Januari 2009), Titik Api (Rolling Stone Indonesia, Edisi 48, April 2009), dan Serpihan Musik Dwiki Dharmawan (Rolling Stone Indonesia, Edisi 52, Agustus 2009).

Para penggemar Fariz RM seperti saya sangat bersyukur karena masih diberi kesempatan berkomunikasi walaupun dalam bentuk pemikiran Fariz RM, bukan dalam alunan nada. Kadang-kadang setiap ada kesempatan untuk bertemu saya katakan, kapan menulis buku lagi? Karena ternyata seorang penulis ditunggu untuk melahirkan karya berikutnya dan dinikmati para penggemarnya, selayaknya seorang musisi selalu dinantikan karya musikal berikutnya. Saya sempat berpikir harus mulai membiasakan diri untuk beralih mengapresiasi tulisannya, bukan lagi karya musikalnya. Biarkan karya musikalnya mengisi relung-relung nostalgia belaka, sebagai referensi atau diinterpretasikan ulang oleh para musisi muda saat ini. Tetapi boleh jadi para penggemar tetap menginginkan Fariz RM tetap eksis di dunia musik.

*) Telah direvisi dari tulisan di Komunitas Fanstastic Fariz RM (KFFRM) yang berjudul Metamorfosis Fariz RM dengan penulis yang sama.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun