Mohon tunggu...
Ari Wijaya
Ari Wijaya Mohon Tunggu... -

mahasiswa biasa dan ingin menjadi orang biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Werkudara: Perampas Fokus Jalanan Surakarta

2 Oktober 2012   23:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:20 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Werkudara, putra kedua jajaran Pandawa yang memiliki nama lain Bima , merupakan salah satu tokoh pewayangan yang masyhur. Werkudara digambarkan sebagai sosok yang kuat, gagah dan berani. Nama Werkudara diambil sebagai nama bus wisata di kota Surakarta. Sesuai dengan sosok Werkudara dalam pewayangan, bus wisata Werkudara sangatlah gagah, besar sebab bus tingkat, dan selalu menjadi pusat perhatian di Jalanan.

[caption id="attachment_209416" align="alignnone" width="300" caption="Nampak depan bus wisata Werkudara (doc. Ari)"][/caption]

Akhir pekan September lalu saya mencoba untuk keliling kota Surakarta dengan bus wisata Werkudara. TIket bus wisata sehargaRp 20.000,- ini hanya bisa dibeli di kantor Dinas Perhubungan kota Surakarta di jalan Menteri Supeno No.7 Manahan.Bus wisata ini hanya beroperasi pada hari Sabtu dan Minggu pada jam 09.00, 12.00 dan 15.00 WIB. Pemesanan tiket dapat dilakukan via pesan singkat telepon seluler, namun pembayaran harus dilakukan di kantor Dishub, sebab bus berangkat dari Dishub, begitu pula kepulangannya.

[caption id="attachment_209417" align="alignnone" width="300" caption="Nampak samping bus wisata Werkudara (doc. Ari)"]

13492206691879913194
13492206691879913194
[/caption]

Waktu itu kebetulan saya mendapat jadwal pemberangkatan jam 15.00, bagi saya jam tersebut sangatlah pas. Menikmati keindahan kota Surakarta di sore hari sangatlah istimewa. Sebab bus Werkudara tingkat, penumpang dibagi menjadi dua, ada yang di dek atas dan bawah, namun pada titik balik rute perjalanan penumpang akan saling dipindahkan. Rute perjalanannya yakni Manahan-Jl. Adi Sucipto-Perempatan Manahan (Tugu Wisnu)-Jl. Ahmad Yani-Kerten-Jl. Slamet Riyadi-Gendengan-Ngapeman-Pasar Pon-Gladag-Jl. Jendral Sudirman-Jl. Urip Sumoharjo-Jl. Kol. Sutarto-Jl. Ir. Sutarmi-Jurug.Kemudian dari Jurug kembali lagi menuju Manahan dengan rute yang agak sedikit berbeda.

Pada saat perjalanan, bus akan berhenti sejenak dua kali, yang pertama di Gladag dan yang kedua di Jurug. Waktu istirahat kira-kira 15 menit, wisatawan boleh turun untuk mengambil gambar dan jajan. Bus wisata Werkudara ini selalu mencuri fokus para pengguna jalan, tak jarang warga Surakarta menyapa dengan melambaikan tangan serta melempar senyum kepada kami, kami pun turut senang dan memabalasnya.

[caption id="attachment_209419" align="alignnone" width="300" caption="Patung Slamet Riyadi (doc. Ari)"]

13492209502141715130
13492209502141715130
[/caption]

Selama berada di dalam bus, para wisatawan akan diperdengarkan informasi dari announcer mengenai spot-spot wisata kota Surakarta. Hanya saja yang menjadi catatan saya, announcer bus wisata Werkudara kurang total, masih sering “gojek” saat bertugas, hal ini membuat kurang nyaman para wisatawan karena mendengar celotehan announcer dengan petugas lain. Selebihnya, sangat menyenangkan keliling kota Suarakarta dengan bus wisata Werkudara. Ayo wisata domestik. Salam wisata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun