Mohon tunggu...
Agus Widi
Agus Widi Mohon Tunggu... -

ingin banyak menulis dan berbagi informasi kepada siapapun. Karena dengan itu, kita bisa memberikan dan menerima informasi dari manapun juga. bisa juga melihat tulisan saya di://kotakinformasi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pancasila Pasca Ganti Judul

26 Mei 2011   14:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:11 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Berdasarkan keputusan badan standarisasi nasional pendidikan (BSNP), agar semua mata pelajaran mengikuti nama di dalam muatan kurikulum. Begitupun dengan Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila yang telah berubah nama menjadi Pendidikan kewarganegaraan.

Pendidikan Pancasila yang merupakan mata pelajaran bagi pelajar di tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, yang memuat tentang norma-norma kesusilaan, persatuan dan kesatuan bangsa, aturan-aturan(UU),hingga tuntunan pedoman hidup terangkum dalan falsafahnya. Namun sayangnya selama ini mata pelajaran Pendidikan Pancasila acapkali ditekankan pada arah kognitif saja, sehingga aktualisasi nilai-nilai yang terkandung didalamnya hanyalah menjadi angin lalu. Meskipun ada peserta didik yang paham betul mengenai ajaran dan ideolagi pansacila, namun tak berarti banyak jika outputnya untuk mengejar nilai semata.

Begitupun dengan upacara bendera yang dilakukan di sekolah-sekolah setiap hari Senin, sebagai bukti rasa cinta tanah air dan nasionalisme, yang merupakan bagian dari pengejewantahan Pendidikan Pancasila. Terkesan bahwa  seakan menjadi rutinitas mingguan di dunia pendidikan yang tak pernah diimbangi dengan etiket para pendidik dan peserta didik.   Ini membuktikan bahwa, perlu perombakan mendalam mengenai mata pelajaran Pendidikan Pancasila, meskipun harus berganti nama.

Lucunya lagi, Kepala Pusat Kurikulum dan Buku Kementerian Pendidikan Nasional akan menindak alias negur sekolah yang tidak melaksanakan upacara bendera setiap pekannya, karena akan memicu mengendurnya Ideologi tentang Pancasila. Namun yang menjadi pertanyaan besar adalah, apakah upacara bendera setiap seminggu sekali sebagai barometer mutlak, terhadap rasa kenasionalisan para peserta didik dan pendidik di sekolah?

Bukan berarti mengiyakan, untuk tidak melaksanakan upacara bendera, namun pemangku elite pendidikan harus menekankan nilai-nilai substansial yang perlu dipatenkan dalam aktualisasi nilai-nilai pancasila, misalnya diarahkan pada bidang afektif dalam sikap peserta didik, serta pratik di lapangan untuk menyikapi masalah perpecahan keberagaman Indonesia belakangan ini, sehingga lebih bermanfaaat dan di rasakan oleh peserta didik ketimbang harus menjadi pelajaran hafalan ketika ujian tiba.

Relevansi Pancasila

Meskipun Pendidikan Pancasila ‘ganti kulit’ menjadi pendidikan Kewarganegaraan, namun relevansi pancasila akan tetap kokoh mengakar sampai kapanpun. Kehidupan di negeri ini memiliki background pancasila yang kuat. Negara ini ada karena Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung di dalam seyognya menjadi arah generasi penerus dalam melanjutkan estafet pembangunan karaker(character building).

Lihat saja kasus gerakan Negara Islam Indonesia(NII) yang belakangan gencar menjadi sorotan seisi NKRI. Apalagi sang agen perubah(mahasiswa)menjadi tumbal utama dalam pencucian otak yang bersifat kolektif dalam zona perguruan tinggi. Nilai-nilai adi luhung Pancasila di labrak oleh gerakan separatisme ala NII. Merubah mindset dan ideologi anak negeri secara perlahan namun pasti. Ini membuktikan bahwa, pendidikan Pancasila perlu ditanamakan untuk mengantisipasi hal-hal diluar jalur konteks yang mampu menggangu ketertiban dan keamanan bangsa ini.

Pendidikan Kewarganegaraan harus diperkuat. Walaupun saat ini mata pelajaran Pancasila sudah tidak ada, namun nilai ideologi Pancasila harus di sebar luaskan dalam mata pelajaran lainnya. Pergantian nama menjadi Pendidikan Kewaganegaraan bukanlah masalah besar, asalkan pengkemasan mata pelajaran ini tidak membosankan dan tak hanya menjadi pelengkap dalam pelajaran di sekolah, apalagi hafalan.

Bagimana pun caranya, Pancasila, Burung Garuda, Bhinneka Tunggal Ika, Kewarganegaraan, cinta tanah air, upacara bendera,persatuan dan kesatuan  atau apalah nanti namanya, asalkan segenap bangsa ini khususnya generasi muda bisa mengamalkan sila-sila yang menjadi pedoman hidup negeri ini. Pedoman yang akan mengarahkan bahwa, berbagsa satu tanpa ada perpecahan yang akan menyulut ketentraman bangsa ini.Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun