Mohon tunggu...
Awita Frianti
Awita Frianti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jangan Salahkan Teknologi

6 April 2016   10:31 Diperbarui: 6 April 2016   10:47 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Oleh: Awita Frianti

Cimahi, 3 April 2016

 

Perkembangan teknologi dunia kini semakin pesat. Banyak terciptanya teknologi-teknologi canggih yang dapat digunakan manusia. Seperti di Indonesia, dulu kita jika ingin mengirim pesan kepada seseorang harus mengirimnya lewat surat, dan harus menunggu surat itu sampai beberapa hari kepada orang yang dimaksud. Dulu ketika hendak mengerjakan tugas dari dosen, harus menggunakan mesin tik, kalau ada yang salah maka harus diulang dari awal. Dulu ketika presentasi, kita harus menggunakan OHP, yang harus mengopy bahan presentasinya di kertas mika. Dan masih banyak lagi kegiatan yang lain yang membutuhkan bantuan teknologi.

Namun kini, dengan adanya teknologi yang semakin canggih, semua pekerjaan manusia dimudahkan. Mengirim pesan bisa melalui SMS, mengerjakan tugas dari dosen bisa dengan komputer atau laptop, jika hendak presentasi ada projector yang bisa membantu dan memermudah presentasi kita. Bahkan kini dengan sebuah gadget di tangan, kita sudah menggenggam dunia. Semua informasi di dunia bisa kita ketahui, semua aktifitas kita bisa terbantu oleh sebuah gadget. Seperti mengirim surat elektronik, berfoto, berkomunikasi jarak jauh, bermain game, menggunakan media sosial, mengedit foto, dan masih banyak lagi.

Dewasa ini sepertinya memiliki gadget menjadi kebutuhan primer setiap orang. Rasanya akan sangat ketinggalan jaman jika seseorang tidak memilikinya, bahkan sampai anak kecil pun sudah banyak yang dikenalkan dengan gadget. Namun, sepertinya orang Indonesia terlena dengan adanya teknologi-teknologi yang sangat canggih. Sepertinya kita dibuat malas dengan adanya teknologi yang canggih ini. Contoh kecil pada siswa yang mempunyai tugas membuat artikel, mereka tinggal mencari di internet dan menjiplaknya. Memang tugas mereka selesai, tapi tidak ada proses berpikir dalam diri mereka. 

Padahal pada hakikatnya adanya teknologi canggih itu untuk membantu dan memudahkan bukan untuk menyelesaikan pekerjaan, ini yang salah pada masyarakat Indonesia. Contoh lain, di media sosial kita bisa berkomunikasi dengan kerabat kita yang jauh, tapi kita seakan tidak peduli dengan lingkungan sekitar, karena terlalu asyik dengan gadget kita. Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat, istilah itu memang sering kita dengar, dan memang terjadi. Contoh berikutnya, orang tua sering merasa aman jika anaknya berada di rumah dan fokus pada gadgetnya. Padahal seharusnya anak usia pertumbuhan perlu berinteraksi dengan dunia sekitarnya, agar kelak dia dapat bersosialisasi dengan baik.

Perkembangan teknologi dunia memang sangat pesat, hingga masuk ke Indonesia. Memang banyak sekali manfaat yang dirasakan dari adanya teknologi yang canggih. Namun, jika dilihat dari contoh-contoh diatas, adanya teknologi malah membuat seseorang menjadi apatis, malas, dan terlena karenanya. Jangan salahkan karena kehadiran teknologi membuat orang-orang menjadi apatis, malas, dan terlena. Jangan teknologi yang mengendalikan kita, tapi kitalah sebagai pengguna yang harus bisa mengendalikan teknologi. Gunakan teknologi sesuai dengan fungsi dan waktu yang tepat. Lebih bijaklah dalam menggunakan teknologi yang kini semakin canggih. Memang, kita jangan sampai ketinggalan jaman, namun jangan juga berdampak buruk bagi kehidupan kita dan orang lain. Teknologi tidak pernah salah, namun penggunanyalah yang harus cerdas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun