Banyak yang mengejar sukses dengan dua cara licik, yakni MENJATUHKAN orang lain dan atau MENJATUHKAN harga dirinya sendiri (menjilat). Padahal ada cara ke-3 yang paling aman, yakni dengan MENOLONG.
Sejujurnya saya lupa dimana penah memulung kutipan ini. Tapi begitulah realitanya. Demi memenuhi sebuah keinginan, banyak yang tidak lagi mengindahkan norma dan etika, bahkan kerap berlanjut pada tindak pidana. Mereka terjebak pada kesuksesan dalam makna yang semmpit dan dangkal. Bagi mereka sing penting senang, menang, kenyang tak peduli ia merugikan banyak orang.
Dalam sistem politik dan ekonomi liberal kapitalis yang melanda banyak negara, tak terkecuali dengan Indonesiaku (meski mereka, para pelakunya tidak mengakui) tindakan MENJATUHKAN orang lain seolah sudah menjadi hal yang sangat lumrah. Mulai dari memutus mata rantai bisnis dan jaringan sang rival sampai pada menebar fitnah dan tuduhan keji, bahkan ada yang tidak segan-segan "menghabisi" siapa saja yang dianggap menghalangi jalannya.
Di sisi lain, yang tak kalah kejinya adalah mereka yang rela menjatuhkan harga dirinya sendiri dengan MENJILAT para penguasa, khususnya penguasa bodoh yang memperoleh kekuasaaanya juga dengan cara yang licik. Sehingga terbentuklah kolaborasi kekuasaan penjahat, penjilat dan penguasa yang zalim.
Dalam maknanya yang sempit, para penyuka tindakan "MENJATUHKAN" ini memang sukses meraih mimpi-mimpinya. Akan tetapi itu sangat-sangat temporal dan berpotensi menimbulkan bahaya besar yang dapat merenggut segala sesuatu yang pernah diraih sebelumnya. Kebahagian dan ketenangan mungkin menjadi sesuatu yang mahal. Setiap saat, berbagai ancaman mengintai dan menghantui kehidupan mereka. Baik ancaman dari orang-orang yang pernah dijatuhkan, maupun dari pihak-pihak lain yang memiliki karakter negatif sesama MENJATUHKAN.
Keberhasilan demikian jelas bukan idaman. Karena SUKSES SEJATI adalah mendapatkan keinginan tanpa merugikan orang lain, mampu melahirkan kepuasan dan kebesaran hati untuk mengulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan. Sukses dalam makna ini pasti tidak akan ditemukan dengan cara-cara yang tidak terpuji.
Oleh karena itu hanya ada satu cara lain yang dijammin aman dan lebih bermartabat, yakni menggapai sukses dengan cara MENOLONG. Menolong orang lain berarti menolong diri sendiri. Inilah karma baik yang sering luput dari perhatian para pemburu sukses.
Memang tidak ada jaminan bahwa orang yang ditolong akan balas menolong dengan cara yang sama. Malah dalam kasus tertentu bisa terjadi sebaliknya, ia menjadi musuh, ibarat melepaskan anjing yang terjepit. Namun yakinlah bahwa balasan kebaikan itu pasti ada, walau dari tempat yang tidak pernah diduga. Aturannya sudah baku, Tidak ada kebaikan yang sia-sia.
Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: “Siapa saja yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Dan siapa saja yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Allah sentiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim.)
Sejahat apapun seorang manusia, ruhnya tetap berasal dari Tuhan Yang Maha Baik. Maka meski hanya secuil, penjahat juga punya hati nurani. Buktinya, ia tetap sayang anak, keluarga dan kawan-kawannya. bahkan dalam banyak kasus sekte-sekte mafia, pertemanan kadang lebih kuat dari pada hubungan sedarah.
So..dengan asumsi ini, bila anda orang baik yang senantiasa berbuat baik, mengulurkan tangan kepada siapapun yang butuh pertolongan hatta kepada penjahat sekalipun, itu akan menjadi kenangan yang tidak mudah untuk dilupakan. Ini jelas memuluskan jalan anda menuju sukses sejati.