Mohon tunggu...
Awi Munawir
Awi Munawir Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Ayah dari 3 Anak Laki-laki

lulusan teknik Industri universitas Hasanuddin 090909 !!! memulai usaha dengan Warnet!!! STARSPOT INTERNET !!! sekarang memulai mewujudkan mimpi-mimpi...dan satu-satu mulai terwujud!!!!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Di Kotamu Kau Menjauh

21 Oktober 2011   02:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:42 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini terkhusus untuk temanku yang pernah menganggapku saudara tapi karena sesuatu terjadi yang tentunya tidak pernah kuharap sebelum darinya. Menganggapku bersalah dengan sesuatu itu , awalnya kuturuti apa maunya namun lambat laun, ia makin menjauh menurunkan status saudara dan hanya menganggapku hanya sebagai sahabat yang sebelumnya mengatakan aku adalah orang yang sangat dibencinya.

Lama tidak nyaman dengan hubungan itu, mengatakan cintaku hanya semakin membuatnya menjauh. Tak  heran ia memang tidak memiliki perasaan kepadaku, secuilpun. seperti kata-kapatanya kepadaku . Entah apa musababbya, bahkan tiap malam sebelum kejadian itu kami sangat akrab bagaikan seorang saudara yang saling menjaga satu sama lain.

Kini aku berada di kotanya untuk tetap menjadi ceriminya, yang selama ini janjiku padanya. ingin selalu membantunya meskipun perasaan kami tidak mungkin sejalan. Aku yang yakin dengan perasaanku bahwa aku memang telah terlahir untuknya, dan dia dengan kekhasan sifat kewanitaanya yang memiliki type dan cita-cita yang amat tinggi selalu menjaga hatinya.

Kutahu dia memiliki  pacar, tapi kutahu juga bagamana seluk beluk hubungan mereka. memana kuakui selalu memata-matai mereka. Bagamana tidak mungkin, ia yang selalu hanya berkomunikasi melalui hp,ataupun media sosial lainnya sangat memungkinkanku untuk melacaknya. hatinya yang kutahu gundah kumencoba untuk mau menemaninya, seperti hari kejadian sebelum ia menjauhiku.

Aku memang bukan tipe sepertia ia impikan, aku juga tak mungkin menjadi seperti yang ia impikan.

……



Semoga tulisannya ini bisa membuat para kompassiana sedikit mengerti sifat dan karakter manusia yang menjadi bidadari di mimpi-mimpiku.  Mungkin cinta tidak bisa selalu sesuai kenyataan, tapi biarkan keyakinanku tetap ada. Bukan memintanya untuk menyukaiku juga meskipun aku berharap untuk itu, tapi melihatnya bahagia adalah mauku. Diamnya membuat hatiku untuk selalu mau mencari tahu apa yang sedang dipikirkannya.

Dia yang telah mengubahku untuk jadi penggila dunia maya, dia yang memberitahuku tentang blog, memberitahuku tentang banyak hal yang dulunya aku tidak pernah membayangkannya. Menemaniku bermimpi, mengajakku melihat banyak hal. Belajar dari mana saja. dan yang paling penting dari semua itu adalah masih mau berteman denganku.  Berteman dengan cepat, tidak pandang bagaimana aku sebelumnya.

Pernahku bertanya tentang itu, kenapa tidak mengajak Si S ( yang kini pacarnya ternyata) yang kutahu memang dia tipenya untuk mau dijadikan suaminya kelak. Atau tidak Si AS yang memang nyata-nyata menunjukkan rasa suka di hapadapan semmua orang. Atau Si W yang juga teman Si S. Katanya....??? biarkan jadi rahasia kami, rahasia Aku,Dia dam Maha Mengetahui serta malaikat-malaikat yang hadir di waktu itu, serta Makhluk-makhluk gaib yang telah sengan menggodaku.

Untuk kamu yang ada di tulisan ini.  Maafkan aku yang menceritakanmu dan mempulikasikannya, kau harusnya sudah tahu aku pengagummu, tidakkah kau lupa diary-diarymu kubaca, smsmu kubaca. Aku yang selalu mengikutimu, sadar atau tidak sadar.  Maafkan...

Lebih tiga minggu sudah ku injakkan kaki di kotamu, tidak ada yang berubah selain sifat ramahmu yang kurasa hanya kau buat-buat. meskipun aku mencoba untuk meng-SMSmu di hari pertama ke rumahmu untuk bilang kau telah berubah dengan keramahannmu itu., dengan sebelumnya meng-SMS sahabatmu.

kau hanya bialng ..aku malas berkelahi lagi denganmu..!! Terakhir aku mau kerumahmu, kau suruh keponakanmu mengangkat telpon dariku. katanya kau tidur. Tapi maafkan aku bukan cowok lugu yang bisa langsung percaya, aku bukan lelaki yang mengenalmu sehari dua hari, aku telah mengenalmu lebih dari lima tahun. Kita pernah bercerita tentang mimpi, bercerita tenatang masa depan. kau juga selalu bercerita tentang masa lalu. Aku tak bisa lupa itu semua. Aku yang tidak malu lagi ke rumahnya. Ibunya yang mencari tas, tiba-tiba langsung keluar. Kutanya kenapa tidak tidur???

Ponakannya yang angkat teleponku juga bertanya. hehe..jangan malu yah..jangan anggap aku musuh dan mau menghindar dariku lagi.  Jangan menjauh, aku juga suatu saat akan menjauh darimu. seletelah melihatmu bahagia.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun