Dikisahkan, seorang yang arif lagi bijak telah lama memendam keinginan untuk membeli baju karena baju lamanya sudah lusuh dan tidak layak dipakai. Suatu hari ia memutuskan pergi ke pasar untuk mewujudkan keinginannya itu dengan membawa uang 8 Dirham di tangan.
Dalam perjalanan sebelum sampai ke pasar, ia bertemu dengan seorang budak sahaya yang sedang menangis karena kehilangan uang 4 Dirham. Tanpa berpikir panjang lalu ia berikan sebagian uang di genggamannya sebesar 4 Dirham kepada budak sahaya itu. Betapa senang dan gembira ia menerima uang itu, karena uang yang hilang telah tergantikan.
Uang di tangan tinggal tersisa 4 Dirham. Walau tinggal 4 Dirham di tangan ia tetap melanjutkan langkah kakinya menuju pasar untuk melaksanakan niat semula, membeli baju. Sesampainya di pasar sebelum sampai di tempat penjual baju ia dihampiri oleh orang yang mengaku sangat kelaparan karena belum makan. Tanpa ragu orang bijak itu memberinya 2 Dirham. Jadi uang di tangan tinggal 2 Dirham.
Dengan uang yang tersisa 2 Dirham ia menuju tempat penjualan baju dan akhirnya mendapatkan sepotong baju seharga 2 Dirham sehingga dapat sekadar untuk mengganti bajunya yang telah lusuh. Lalu ia segera meninggalkan pasar untuk kembali pulang.
Sebelum sampai di rumah ia bertemu dengan orang miskin yang mengaku tidak mempunyai baju. Tanpa pikir panjang ia melakukan hal yang sama seperti ketika dalam perjalanan menuju pasar, tanpa ragu baju baru yang telah lama ia impikan diserahkan kepada orang miskin itu. Lalu dengan tangan kosong ia kembali pulang ke rumah.
Kisah 8 Dirham juga menjadi judul lagu yang dinyanyikan oleh Si pemilik suara lembut dan merdu Gita Gutawa. Lalu adakah pembaca yang sudah bisa menebak, siapakah orang arif dan bijaksana itu ?. Orang itu adalah manusia agung, sosok manusia yang telah diampuni semua dosa-dosannya dan juga telah dijamin masuk surga juga teladan bagi umat manusia, Nabi Muhammad SAW.
Padahal, jikalau beliau mau atas tawaran Alloh SWT seluruh jazirah Arab akan dijadikan emas untuk beliau. Dan ini satu hikmah besar atas keteladan beliau, dunia ada di genggaman tetapi surga yang menjadi tujuan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H