Mohon tunggu...
Awid Ary Ani
Awid Ary Ani Mohon Tunggu... Pustakawan - Hai, salam kenal. Aku seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan S1 PGSD di Universitas Pamulang

"Pendidikan adalah pembentukan karakter, dan karakter adalah hasil dari kebiasan" - Aristoteles

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengurai Sulitnya Anak SD Memahami Konsep Imbuhan yang Beragam

27 Desember 2024   14:49 Diperbarui: 27 Desember 2024   14:49 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Pemahaman imbuhan, atau afiks, sering menjadi tantangan bagi anak Sekolah Dasar (SD). Kompleksitas jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia, seperti prefiks (awalan), sufiks (akhiran), infiks (sisipan), dan konfiks (gabungan awalan dan akhiran), membuat mereka sulit memahami dan mengaplikasikannya. Misalnya, prefiks "me-" membentuk kata kerja aktif seperti membaca, sedangkan sufiks "-an" membentuk kata benda seperti makanan. Variasi aturan dan fungsi ini kerap membingungkan anak SD.

Faktor penyebab kesulitan diantara lain:

  1. Kompleksitas Makna: Imbuhan yang sama dapat menghasilkan makna berbeda tergantung pada kata dasarnya, seperti berlari (aktivitas) dan beruang (kepemilikan). Pemahaman konteks ini membutuhkan kemampuan abstraksi yang belum matang pada anak SD.

  2. Keterbatasan Kosakata: Anak dengan kosakata terbatas sulit mengenali kata dasar, sehingga kesulitan memahami kata turunan seperti menulis atau penulis. Minimnya paparan terhadap bacaan atau percakapan kaya kosakata memperburuk kondisi ini.

  3. Metode Pembelajaran Hafalan: Pembelajaran imbuhan sering bersifat mekanis dan tidak kontekstual. Anak hanya menghafal tanpa memahami fungsinya dalam kalimat.

  4. Minimnya Latihan: Waktu pembelajaran yang terbatas di sekolah mengurangi kesempatan anak untuk mempraktikkan penggunaan imbuhan secara konsisten.

  5. Kurangnya Dukungan Lingkungan: Lingkungan keluarga yang jarang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar membuat anak kehilangan kesempatan untuk mempelajari imbuhan secara alami.

Solusi untuk memudahkan pemahamannya diantara lain:

  1. Media Pembelajaran Inovatif: Menggunakan permainan bahasa atau cerita bergambar dapat membantu anak memahami imbuhan secara praktis dan menyenangkan. Misalnya, permainan mencocokkan kata dasar dengan imbuhan yang sesuai.

  2. Pendekatan Kontekstual: Guru dapat memberikan contoh penggunaan imbuhan dalam kalimat atau cerita yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, seperti "Ibu sedang memasak di dapur" untuk imbuhan "me-".

  3. Kolaborasi dengan Orang Tua: Orang tua dapat mendukung pembelajaran di rumah dengan bermain tebak-tebakan kata atau membaca buku bersama sambil menandai kata-kata berimbuhan.

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
    Lihat Bahasa Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun