Karena kunci dari sebuah komunikasi itu adalah "mencari kesamaan", apa yang ia pikirkan dan ucapkan sama dengan yang kita pahami, dan sebaliknya. Bila apa yang ia pikirkan dan ucapkan tidak sama dengan yang kita pahami, maka komunikasi tidak berlangsung secara komunikatif, berhenti tanpa solusi. Lebih bahaya jika ditambah dengan sakit hati atau dendam, maka komunikasi bisa terputus sama sekali. Kalau yang terakhir ini sepertinya bukan tipikal kebanyakan anak-anak melainkan sifat buruk orang dewasa yang suka baper...
Sebuah pertanyaan kemudian, mengapa Presiden Jokowi tidak pernah bertukar pikiran dengan SBY, seperti yang dilakukan terhadap tokoh-tokoh politik lain? Semoga jawabannya bukan karena SBY sukanya baper, sehingga bukan solusi yang didapat namun hanya memperpanjang daftar keluhan saja. Bukan apa-apa, seorang yang mengaku pemimpin harus bisa menjaga semangat dan rasa optimis rakyatnya. Bila pemimpin sudah mengeluh begitu, bagaimana rakyatya? Jikapun semacam "mengadu" kepada Tuhan, ya tidak perlu dishare ke publik, cukup disampaikan saja sendiri usai menjalankan sholat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H