Di suatu ketika, ada empat pasang angka terpilih yang lebih memilih untuk mulai berterus terang, memandu titian langkah demi langkah seseorang untuk ke depannya.
"Langkah pertama cobalah menata niat. Langkah berikutnya, upayakan mampu menemukan makna dari sebab dan akibat." Katanya sepasang angka.
"Sebelum lanjut melangkah, cobalah menengadah terlebih dahulu, sebab berkenaan dengan segala sesuatu, tentu saja membutuhkan restu itu sendiri dari DIA pemilik segalanya." Kata sepasang angka yang kedua.
"Tentangnya segala sesuatu, baik itu ketika akan mulai mengawali ataupun mengakhiri, bukankah tersedia titimangsa yang siap tercatatkan sebagai pengingat bukan?" ada kalimat pertanyaan, dari sepasang angka yang ketiga.
"Baik itu ketika mudahnya ataupun susahnya, baik itu ketika indahnya andaipun sebaliknya, baik itu di saat pasrahnya atau tidaknya, baik itu bilamana gundahnya ataupun tenangnya, itu semua adalah wujud dari ujian yang di dalamnya terdapat aneka pembelajaran bukan?" pertanyaan lanjutan, dari sepasang angka yang keempat.
Seseorang itu termenung untuk sesaat, lalu sadar yang menyadari ketidakberesan yang dijalaninya selama ini. Seseorang itu mematung, lalu merasa ada yang hilang entah itu kurang, dari apapun itu yang selama ini dikerjakannya.
Empat pasang angka, yang ketika disatukan akan berkumpul sebanyak delapan rupa angka. Empat pasang angka yang ketika saling menambahkan, akan memiliki jumlah yang menghasilkan serupa gambaran titian langkah untuk ke depannya yang sebaiknya, akan berguna lalu berhasil diwujudkan.
Seseorang itu mulai mencoba untuk bisa bersikap jauh lebih tenang. Empat pasang angka bersedia mengingatkan, bahwa delapan rupa angka serupa angka-angka kelahiran adalah gambaran baginya secara garis besar, tentang peranannya menjalani kehidupan.
"Alur takdir mengalir, untuk mengukir hingga terukir hasil akhir yang adalah bukan khawatir."
Bandung, Agustus 2023