tinggal diam, toh kurang sehat bilamana beberapa bagian dari anggota tubuh yang ternyata urat-uratnya kaku.
Berolahraga jadi satu kebutuhan, jogging di pagi hari jadi serupa kebiasaan. Kaki melangkah, digerakkan. Tangan jangan sekadarSayup-sayup terdengar suara merdu nan syahdu darinya secara kejauhan, ketika pagi ini begitu terang, setelahnya shubuh tadi yang cukup dingin untuk aku rasakan.
Laksana sebuah simfoni, tercipta yang terdengar harmonisasi suara yang menyenangkan. Suaranya diikuti kicau burung yang saling bersahutan, lalu petikan gitar darinya menambah rasa penasaran yang hinggap di otakku, untuk terus bertambah.
Suara yang begitu asing, entah memang aku yang kurang memperhatikan keadaan sekitarku, selama aku tinggal di kompleks perumahan yang satu ini. Bersosialisasi terkesan tabu bagiku, maklum ... Â seorang pemalu sepertiku ya begini ini, hehehehe.
Entah siapakah gerangan, namun rasa penasaran mengajakku untuk mencoba mencari tau. Sekian langkah pasti mulai menuntunku untuk bisa lebih dekat lagi kepadanya, yang memiliki suara merdu itu.
Terkesan memaksakan, tapi mau gimana lagi. Penasaran adalah penasaran, selain pantang juga bagiku menyimpan rasa penasaran secara kelamaan, toh bagian terpentingnya adalah tetap berlaku sopan yang sewajarnya saja.
"Oh, dia dara jelita itu ... seorang pelantun juga pencipta lagu. Putri sulung seorang ibu dengan nomor rumah dua puluh satu."
Bandung, Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H