Dua rupa cahaya singgah, satu sisi menawarkan terang, sisi yang lainnya menunjukkan remang-remang. Keduanya juga memang, memiliki lebih ataupun kurangnya.
Ketika terang menghilang, remang-remang itu yang datang. Sempat aku tergoda, pernah aku terlena, bahkan kadang aku terbawa suasana untuk kemudian lupa.
Ketika remang-remang itu berganti jadi terang, aku bahagia. Tapi, tetap saja ada saatnya dimana aku ini merasa bosan yang membosankan. Tapi, tetap saja ada waktunya dimana aku ini disuguhi kesepian.
"Mungkin karena aku ini memiliki ingin juga yang bukan hanya sekadar dingin. Toh aku juga butuh hangat yang memang berkenan untuk melekat."
Dua rupa cahaya singgah, dan itu adalah pilihan. Jika salah yang aku pilih, resikoku tentunya. Bila tepat yang aku pilih, berarti aku ini diizinkan untuk meraih lalu merasakan apa yang aku pilih.
Dua rupa cahaya singgah, jika memang terang adalah jawaban yang aku cari selama ini, tidak boleh aku sesali. Bila remang-remang adalah uji yang harus aku nikmati, berarti aku butuh untuk bisa lebih hati-hati pun mawas diri.
"Mungkin aku belum sebaik apa yang aku pikirkan tentang diriku sendiri selama ini."
"Mungkin aku ini masih sangat butuh untuk sanggup lebih jauh mengenali diriku sendiri sebagai pribadi, dengan kurang atau lebihnya yang aku miliki hingga detik ini."
Dua rupa cahaya singgah, keduanya tentu sangat menarik untuk aku perhatikan jauh lebih seksama. Dua rupa cahaya singgah, keduanya adalah beda yang aku harus bisa membedakannya.
Bandung, Juli 2023