Tiwi seorang gadis manis yang memiliki aura baik hati, pengertian, supel, juga berdedikasi tinggi. Berprofesi sebagai seorang hotelier di dunia hospitality, menjadi satu pilihan hidupnya untuk saat ini.
Tiwi bukan seorang pribadi manja, meski secara usia masih muda. Melanjutkan satu profesi yang sebelumnya ditekuni ayah tercinta, jadi satu hal yang membuatnya memahami arti dari jatuh hati terhadap profesi itu dengan sendirinya.
Menjalani hari dengan cukup sedikit basa-basi, menikmati waktu dengan maksud tidak perlu keseringan bertemu ragu, apalagi terburu-buru ketika akan memutuskan satu atau lain hal yang berkenaan dengan profesi yang tengah dijalani.
"Tidak cukup sekadar ramah, profesionalisme tetap harus berdiri paling depan di setiap urusan yang berkenaan dengan pekerjaan."
"Tidak cukup sekadar santun, komunikasi dan kerjasama adalah hal penting yang mana boleh dikesampingkan."
"Kepanikan sangat bisa menghampiri, masalah sangat mungkin terjadi berulang kali, antisipasi bisa saja terlambat diragam situasi. Toh benar adanya ... setiap profesi, memang mengandung yang terkandung resikonya sendiri-sendiri."
Tiwi bergegas menuju lokasi, seiring gumam yang memenuhi olah pikir dan isi hati. Gegara listrik padam yang jadi penyebab tak terduga, handling complain jadi tujuan utama yang butuh dilakukan secara segera.
"Tanggungjawabku menangani situasi terkini yang tengah terjadi, aku tidak perlu merasa grogi."
"Tamu adalah tamu, pelanggan adalah pelanggan. Adalah satu kehormatan ketika aku beserta jajaran, mampu melayaninya penuh kesungguhan pelayanan."
Tiwi dan hari ini dengan profesi yang dijalaninya, Tiwi beserta hari ini dengan keadaan yang jelas-jelas membutuhkan penanganan yang sebaiknya dilakukan tanpa kelamaan.
"Hari ini adalah hari yang hebat, dimana aku harus bertindak dengan cepat dan merespons dengan cermat, dan semoga tidak telat." Tiwi berbisik, Tiwi yang berusaha mengelola panik.
