Menemukannya, bukanlah satu rupa kebetulan. Indah itu bermekaran, diiringi kicau burung saling bersahutan. Satu tangkai kenikmatan, perasaan menikmati.
Menemuinya, sebab hati berbisik. Hati merasa butuh, menanamkan yang tertanam. Sejuk pun segar itu, di taman hati.
Bersamanya, temaninya. Bertumbuh kembang, saling yang urun silang.
"Sekuntum syahdu.. itulah wujudmu." Tulusku bersuara.
"Sekuntum syahdu.. harum pun wangi itu, adalah milikmu. Utuh." Jujurku menata kata.
01 Juli 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!