Adzan isya berkumandang, saatnya menemukan ketenangan. Mendekat kepadaNya, mengucap syukur dengan sesungguhnya jujur. Kenikmatan.
Adzan isya mengabarkan, dengan suaranya yang begitu lantang. Tenang adalah tenang, bimbang nyatanya bimbang. Tentukan saja pilihanmu duhai gerangan tuan.
Adzan isya berkumandang, bersahutan dari kiri juga kanan. Pendengaran sudah sepantasnya diaktifkan, menjalani hidup butuh memiliki bijak duhai gerangan puan.
"Aku mengerti!" gerangan tuan menyadari.
"Aku siap menjalani! gerangan puan memulai langkah, mengikuti isi suci darinya hati.
Adzan isya berkumandang, kabar baik ketika malam mulai menyapa raga yang merasa. Kabar baik teruntuknya jiwa, yang menolak menoleh lupa apalagi terlena.
"Malam memberi salam!" gerangan tuan berbisik.
"Malam menjawab salam!" gerangan puan turut ikut merasakan. Kelegaan perasaan.
Adzan isya berlalu pergi, setelahnya menemani selama sekian detik yang berarti. Adzan isya esok akan kembali menemui, itu pasti terjadi.
"Tentang esok.. itu harapanku! aku ini sifatnya fana! gerangan tuan lagi-lagi berbisik.
"Yang terbaik bagi kita adalah hari ini. 24 jam yang sungguh berharga." Gerangan puan menutup percakapan dua insan yang berbeda peranan.