Klub sekelas Inter Milan, tentu layak duduk di tahta capolista Serie A Italia. Bukan hanya itu, menyegel titel scudetto untuk kesekian kalinya adalah hal yang wajar bagi klub yang memiliki julukan I Nerazzurri.
Inter, bersama dengan AC Milan dan Juventus adalah tiga besar pemegang terbanyak trofi juara Serie A Italia. Sudah sepantasnya Inter tetap melaju di jalur perburuan scudetto, bersaing dengan klub lainnya di papan atas klasemen di setiap musim kompetisi.
Penampilan Inter musim ini, terlihat menjanjikan di awal hingga pertengahan musim berjalan. Seiring kompetisi terus bergulir, performa Inter mengalami penurunan.
Inter masih berjuang di Coppa Italia, di laga pertama semi final versus AC Milan, Inter gagal menang. Sementara di pentas Liga Champions Eropa, Inter takluk dari Liverpool dengan agregat 1-2 di babak enam belas besar.
Di gelaran Serie A Italia, AC Milan yang kini memuncaki klasemen. Inter yang mengumpulkan 58 poin, berada di posisi kedua dengan selisih dua poin di bawah perolehan 60 poin milik Milan, dari total 28 laga yang sudah dijalani.
Napoli dengan 57 poin, dan "Si Nyonya Tua" Juventus dengan 53 poin, menguntit di posisi tiga dan empat klasemen terbaru Serie A Italia.
Inter Milan memang masih memiliki satu pertandingan tunda, namun belum tentu Inter yang akan menjadi pemenang untuk kembali mengambil alih posisi puncak klasemen sementara dari AC Milan.
Allenatore Inter Simone Inzaghi, tentu harus berpikir keras dan memiliki skema permainan yang jelas dan cerdas, demi trofi scudetto dan Coppa Italia agar bisa kembali berhasil diwujudkan.
Ketika melatih SS Lazio, Simone Inzaghi bisa dikategorikan sukses dengan trofi Coppa Italia dan Supercoppa Italiana. Namun dengan beralih menjadi pelatih Inter, menjadi juara liga Serie A adalah keharusan.
Antonio Conte musim lalu berhasil membuktikan kualitas kepelatihannya, Inter dibawanya meraih juara liga. Musim ini adalah proses pembuktian kualitas dari seorang Simone Inzaghi, yang diberi kepercayaan pihak manajemen untuk menukangi Inter dan berhasil meraih trofi, setelah ditinggalkan Conte.
