Jika aku terus-menerus ikuti sekumpulan riak, itu hanya akan jadikanku kian terdesak.
Bila aku selalu saja mengizinkan teriak untuk menghentak, itu sama saja akan membuatku bertahap terjebak.
Ketika bagian itu perlahan retak, akan terkuak adanya aku yang sekian lama menaruh beban itu di pundak.
"Kemana perginya secarik kertas yang seja menuntunku untuk terlepas?"
"Dimana lembar demi lembar itu, yang siap sedia bimbing aku menuai lega menarik nafas?"
Salam Fiksiana
Bandung, 12062021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!