Ada waktunya kamu kehilangan, bahkan bisa saja saat ini adalah titik awal. Satu titik di mana kamu akan ditinggalkan, satu keadaan di mana kamu sebaiknya dilupakan.
"Kamu sudah tidak menarik lagi. Daya tarikmu, kini membuatku sama sekali enggan tertarik."
Aku memiliki kejutan itu, yang memang bukan untukmu. Aku menyiapkan satu dan lain hal, yang bukan disiapkan untuk kamu nikmati. Kamu akan cukup untuk aku lewati saja, tidak perlu aku mencoba mempertahankanmu.
"Kamu terlalu memilih, kamu bahkan kerap menutup diri, untuk berupaya mengerti pula membuktikan apa itu welas asih."
Terima kasih, semoga untuk yang selain aku, kamu akan senantiasa jadi pilihan. Semoga bagi yang selain aku, kamu seja menyenangkan.
"Sangat disayangkan, ketika sebenarnya kamu bisa lebih hebat dari sekadar itu."
"Sangat disayangkan, ketika penglihatan tak bersanding lurus dengan kearifan, yang akan jadi satu wujud pencerahan."
"Sangat disayangkan, kamu itu sebenarnya adalah panutan, tapi kenapa hanya sebatas itu kadar sanggupmu."
Mohon maaf aku yang sejujur ini, demi kamu yang kedepannya. Toh jangan sampai kamu jadi sangat membosankan, untuk apa pun siapa saja yang jelas bukanlah aku.
Salam Fiksiana
Bandung, 24 Maret 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H