Berdetaklah, itu ciri. Hidup butuh tersentak, lalu terhentak, untuk kemudian mencetak.
Berdetaklah, itu fungsi. Hidup butuh berbakat, pula cermat, untuk mewujud hebat, kuat, pun bermanfaat.
Berdetaklah, secara yang berupaya akurat. Ada saatnya tertambat, ada kalanya terhambat, ada waktunya untuk melekat pada sifat yang adalah jenis obat terkuat.
Berdetaklah, tanpa kerap merevisi isi nurani. Hati bukanlah besi, hati tak butuh dikasihani, sebab fungsi hati, adalah evaluasi demi tercapainya satu inci di tiap-tiap sisi.
Berdetaklah, lalu tersenyumlah. Berdetaklah, pula akuilah. Berdetaklah, lalu sadarilah. Berdetaklah, pula singkirkanlah serba salah pun salah kaprah.
Bandung, 18 Maret 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H