Jadi begini, bahagia atau tidaknya kita, kan memang tergantung kitanya sendiri. Kita yang menjalani, kita juga kan yang merasakan.
Kita yang mengambil dan menentukan pilihan ataupun keputusan, yang akan kemudian kita juga kan? yang memang akan menikmatinya.
"Biar aku buka tabir yang selama ini menyelimuti. Biar aku yang jelaskan, lalu setelahnya itu bukan urusanku, selain terserah kalian berdua akan dan harus bagaimana demi sebaiknya."
"Apakah selama ini aku pernah berurusan dengan kalian?! misal terlibat percakapan yang sifatnya pribadi?!"
"Apakah selama ini aku pernah mengganggu hubungan atau komunikasi, di antara kalian berdua?!"
"Apakah selama ini aku pernah, menginginkan sesuatu atau apa saja dari kalian berdua?!"
"Ketika ada yang mengunjungiku, sewajarnya aku pun menerimanya. Ketika ada yang menyapaku, sepatutnya aku menjawabnya."
"Aku tidak pernah meminta, apalagi memaksa. Segala sesuatunya aku terima, aku nikmati pun syukuri."
"Apapun itu bentuknya, untuk aku secara pribadi adalah energi positif negatif yang aku juga harus peka dan pandai, selain mesti cermat ketika aku akan menyalurkannya, pun tidak boleh seenaknya dong, memanfaatkannya."
Tidak perlu jadi pengecut, yang kerap menuruti takut. Tidak perlu jadi pecundang, yang faktanya diam-diam meradang. Tidak perlu jadi penghalang, untuk apa saja yang bukan raut tenang."
"Nah! intinya jangan bawa-bawa aku dong, kan bukan urusanku. Memang sih kita berada di dunia yang sama, tapi kan mengenai pilihan ataupun perasaan, tidak selalu lho ada hubungannya antara aku dengan kalian. Bahkan dengan mereka, aku sama sekali tidak ada hubungannya.