Bilamana yang ternyata contoh konten review saya cocok, kemungkinan besarnya adalah artikel saya yang satu ini akan diberi label pilihan. Kalau ternyata sebaliknya, ya berarti akan tanpa label dong tentunya, hehehe.
Fungsi contoh itu hanya untuk gambaran saja. Intinya adalah hanya mencoba menyesuaikan dengan kebutuhan, dan apakah tulisan saya tersebut, cukup layak atau tidaknya menjadi satu contoh konten review.
Jadi... hal pertama atau katakanlah sesuatu yang paling mendasar yang harus kita upayakan, ketika akan menunjukkan bahwa kita punya capability untuk menjadi seorang konten review atau tidaknya, ya berikan contoh tulisannya saja dulu sebagai bahan gambaran.
"Toh kalau memang ada yang tertarik dengan tulisan kita, pun secara kualitas memang cukup pantas. Kemungkinannya adalah kita akan dihubungi, di saat kita akan dibutuhkan."
Nah! kalau ternyata konten review yang diinginkan berbentuk video, berarti kita akan butuh alat bantu.
Selain tulisan atau katakanlah naskah, kita juga sangat mungkin akan butuh alat bantu yang lainnya, semisal camera juga microphone yang kualitasnya, memang sebaiknya benar-benar berkualitas.
Maksud dan tujuannya, agar alat bantu tersebut bisa sangat bermanfaat untuk menghasilkan konten review, yang memang sesuai harapan pun memuaskan, bagi setiap pihak yang tersangkut didalamnya.Â
Baiklah, tulisan saya ini hanya secara garis besarnya saja tentang contoh konten review. Bagian terpentingnya adalah berikan gambaran saja dulu, sebagai langkah awal.
Setelahnya, kita tinggal menunggu respons saja. Apakah akan ditindaklanjuti atau tidaknya, tentang konten review yang sudah kita contohkan berbentuk bacaan ataupun tayangan yang bisa ditonton.
*******
Oh ya! tentang hitungannya, apakah langsung berbayar ataupun sukarela dulu, itu bisa nanti saja dulu. Dalam artian tidak termasuk pokok bahasan dulu.
Toh kalau memang pihak brand menyukai, masa iya sih mereka maunya gratis terus. Mereka juga pasti ngerti kok, hehehe... apalagi untuk sekelas brand yang memang paham akan apa itu yang dinamakan profesionalisme.
Oh ya satu lagi! pemilik brand... biasanya akan lebih menyukai ketika kitanya sebagai pembuat konten review, berkenan kooperatif. Selain tentunya kapasitas kita dalam hal membuat konten review untuk brand tersebut, memang sesuai harapan pemilik brand tersebut.