Kamu berhak memiliki, bilamana dia mengijinkan. Sebaliknya, kamu tidak boleh hanya sebatas suka, sebab semestinya kamu juga sanggup untuk berupaya setia dari setiap tatapan mata tak biasa.
Kamu harus meninggalkan, ketika dia enggan untuk mencoba bertahan. Apa yang dipaksakan, biasanya tidak akan senantiasa baik, bahkan akan sangat tidak menarik bilamana diteruskan.
Kamu harus bisa mempercayakan, akan apa yang disebut kenyataan. Kamu harus bisa memupuk keyakinanmu, akan apa saja kejadian yang adalah pengalaman.
Kamu harus bisa, melepaskan yang urun untuk berpegangan. Bahkan kamu harus sangat bisa, menikmati apapun kejadian dengan senyuman ketulusan yang tentu bukan keterpaksaan.
Kamu harus mau, berlatih untuk tidak selalu tertatih. Kamu harus mau, melangkah untuk kemudian bersua dengan berkah demi berkah, yang akan bisa membuat hatimu yang berisikan rasamu, semakin mewah yang punah salah langkah pun resah gelisah.
"Ayah terlalu keras melindungiku." Ujarnya.
"Sebab hanya sedikit saja yang bisa kamu percayai." Jawabku.
"Ayah terlalu peduli terhadapku." Masih ujarnya.
"Karena kamu jagoanku, tanggung jawabku." Masih jawabku.
"Ayah! terima kasih untuk segala sesuatunya." Dirinya yang kembali bertutur kata.
"Tidak perlu berterima kasih, sebab memang kewajibanku." Aku tersenyum, untuk kemudian dia menghampiriku.