"Warnaku ungu, sementara biru adalah warnamu."
Aku mengalami kemunduran. Warnaku asalnya bukan ungu, namun terjadi perubahan. Ungu menjadi warna terkiniku, sejak beberapa tahun yang lalu. Memang bukan warna yang baru, pun masih saja jadi satu warna yang cukup menggangguku.
Kamu tengah menikmati biru, meski memang bukan warna favoritmu. Suka ataupun tidak, mau tidak mau, itulah warnamu yang sekarang. Satu warna yang kini kerap membuatmu merenung, membisu.
"Masihkah masing-masing dari kita memiliki tuah?
"Haruskah kita melangkah?!"
"Apakah kita sudah seyakin itu, belajar dari apa saja yang pernah pula sudah?!"
Menikmati ungu, adalah sebab dari masa lalu. Menikmati biru, itu kamu yang lebih tahu. Menikmati ungu, terkadang membuatku jadi merindukan sesuatu. Berwarna biru, membuatmu acapkali hanya terdiam didekat pintu itu.
"Memang tidak pernah ada yang namanya kebetulan bukan?! haruskah kita yang sekarang, berupaya untuk mulai saling berpegangan?"
Salam sehat selalu
Bandung, 10 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H