Mulai hari ini aku tidak akan menemuimu. Sungguh! memang itu niatku. Niat yang semestinya sudah sejak lama aku buktikan, niat yang sedari dulu seharusnya aku tunjukkan kepadamu.
Benar! kemungkinan terbesarnya adalah, aku akan kehilanganmu secara cepat ataupun perlahan. Tak mengapa! anggap saja memang suratan yang sebaiknya terjadi, daripada aku menunggu hingga kapan hari.
Mulai hari ini aku akan pastikan. Kadar bijaksanaku memang tengah menguap, kadar sabarku memang sudah meleleh. Bahkan kadar sanggupku untuk berupaya mempertahankanmu, nyaris habis! hanya tersisa kurang dari satu persen saja, dari sekian banyak presentase kemungkinan.
Benar! aku sudah sangat bosan dengan permainanmu itu. Kamu yang begitu angkuh! kamu yang hanya mau menoleh ketika kamu butuh! kamu yang ketika utuh ataupun saat hanya separuhmu itu, memang hanya sebentar saja seolah luluh.
Mulai hari ini aku tidak akan pernah mencoba lagi untuk bersimpuh, atau mengalah hanya demi mengerti inginmu itu. Aku akan benar-benar menjauh dari hadapanmu, untuk kembali menikmati sunyi yang jelas-jelas lebih berisi.
"Aku harap kamu sudah sangat siap. Aku harap pilihanmu itu memang tepat pula tetap. Aku bahkan sangat berharap, kamu menetap di apa saja yang bukan gelap."
"Kasih sayang itu tidak selalu hanya tentang kata demi kata yang akan terbaca riang. Kasih sayang itu akan sangat mungkin memilih untuk menghilang, daripada pura-pura merasa senang atau seolah-olah tenang."
"Selamat menikmati melupakanku. Semangat selalu untuk jangan pernah lagi mendekatiku. Lalu... semoga apa saja yang akan siap sedia menyentuh akal sehatmu, bukanlah hanya sekumpulan yang hanya sekejap saja bersedia bahagiakanmu pula menurutimu."
Salam Fiksiana
DS, 21 Desember 2020