Mohon tunggu...
Wahyu Ali J
Wahyu Ali J Mohon Tunggu... Penulis - Bebas

Life Path Number 11 [08031980]

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Anda Bertanya dan Saya pun Menjawab

10 Desember 2020   11:20 Diperbarui: 10 Desember 2020   12:41 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi


Rabu yang cukup mengganggu setelah sekian lama. Rabu yang untuk saya tersedia beberapa tanda seru untuknya. Rabu yang bagi saya, semoga tidak akan hadir lagi di kemudian hari.

"Waktu itu, begitu mudahnya kamu mengiyakan inginku itu." Suaranya, yang entah atas dasar apa mendadak menghubungi saya malam tadi.

"Kan itu inginmu! ya aku setujui saja! kan kamu cukup tau, kalau aku ini tidak suka berbantahan yang akan memicu peperangan." Jawab saya untuknya.

"Waktu itu, sangatlah gampang bagi dirimu melepaskan aku. Seolah-olah diantara kita berdua, tidak pernah saling mengasihi menyayangi." Lanjutnya, yang ditujukan kepada saya tentunya.

"Ah! itu sih hanya menurutmu. Coba kalau kamu mau sedikit saja mencari tau, kejujuran dan sekumpulan kesungguhan perasaan yang sebenarnya." Sanggah saya tentunya, akan sudut pandangnya.

"Memang kamu! selalu saja bisa berkelit dengan jawabanmu itu." Ungkapnya, yang kemudian memilih untuk diam. Hanya tarikan nafasnya saja yang bisa saya dengar, yang terdengar kurang beraturan.

Dia terdiam, saya pun sama, memilih untuk ikut diam saja tanpa suara. Saya merasa tidak perlu berinisiatif untuk balik bertanya, atau mencoba bertutur kata untuk membuat suasana lebih nyaman adanya.

"Satu hal lagi yang ingin aku tanyakan. Kenapa waktu itu kamu tersenyum, melepas kepergianku yang memang atas pilihan juga inginku sendiri?" Lanjutnya, yang ternyata pertanyaan terakhir darinya. Satu pertanyaan yang terlalu mudah untuk saya menjawabnya.

"Doa dariku adalah kamu bahagia juga lega dengan apapun pilihanmu itu, selain tentunya aku juga bersyukur. Bersyukur akan kehilanganmu, yang memang memilih untuk menjauh lalu menghilang dari takdir hidupku." Jawaban saya untuknya, yang sama sekali tidak merasa terbebani kehilangan dirinya.

Pertanyaan memang pertanyaan, dan jawaban adalah jawaban. Setiap pilihan memang mungkin saja, mengundang yang mengandung risiko. Nikmati saja pilihannya, beserta risikonya sendiri! toh memang itu pilihannya, yang memang bukan pilihan saya.

Salam Fiksiana
Dua Sisi, 10 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun