Memang menarik memikirkanmu. Sedang yang tengah apa kamu di detik yang adalah saat ini. "Apakah kamu tengah memikirkanku juga?!" gumamku sendiri di detik yang memang adalah saat ini, sembari masih saja memikirkanmu.
Sungguh sangat menarik membayangkanmu. Bukan hanya parasmu saja yang kini tengah terbayang, tapi bagian lain dari dirimu memang ikut terbayang juga di benakku.
"Maafkan aku ya, yang mungkin saja kerap mengganggu tenang juga damaimu itu."
Aku memang tengah tergugah, akan dirimu satu sosok wajah ayu yang kerap tersipu malu. Entah sebab apa, meski mungkin saja yang menurutku, adalah sebab dirimu yang begitu lucu juga lugu.
Aku memang tengah menikmati, meski bukan inginku untuk memiliki. Sebab aku tahu... memilikimu bukanlah jawaban yang tepat, untuk apa saja yang adalah inginku yang menurut ini lalu itu.
Aku memang belum mau, mengakhiri semua ini. Aku masih membutuhkan dirimu, meski cukup hanya sebatas bayangmu itu. Bayang dirimu yang sangat tahu, kapan harus yang bisa hadir di hadapanku, menemaniku.
"Kamu tenang saja ya. Sebab untukku, bayangmu itu tak sekadar bayang semu. Tidak pula hanya sekumpulan nafsu, yang memang tak perlu jadi nomor satu."
Andai aku boleh berucap, "Yang terbaik untuk dirimu. Pun semoga kamu baik-baik saja ya, di setiap lakumu yang terkadang ada liku yang menunggu."
Andai aku bisa berharap, "Harapanku yang adalah harapku, adalah apa yang memang aku yakin kamu sudah tahu, tentang apa saja yang pernah aku utarakan kepadamu saat itu."
Ah! memang terlalu yang sangat menarik... memikirkanmu, membayangkanmu. Tanpa harus sedikitpun mencoba sejenak saja berpikir, untuk memilikimu yang lucu juga lugu hingga berakhirnya waktu.
Salam Fiksiana
DS 04 Desember 2020
