Mohon tunggu...
Wahyu Ali J
Wahyu Ali J Mohon Tunggu... Penulis - Bebas

Life Path Number 11 [08031980]

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bercanda

28 November 2020   07:47 Diperbarui: 1 Desember 2020   13:16 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Diolah penulis dari Pixabay


Pagi buta, ketika dua bola mata sudah terbuka. Cahaya mentari mulai membelai kaca jendela, seiring waktu yang ternyata tepat berada di pukul kosong tujuh lebih lima saja.

Belum ada yang tersedia canda tawa, sebab dengan hanya cukup tersenyum beberapa detik saja, raut muka sudah bisa menunjukkan gejala-gejala bahwa awet muda, siap menemani jiwa raga yang tentu saja bernyawa.

Ah! betapa bahagianya hati di pagi hari ini, apalagi ketika terlintas yang terbayang akan sosoknya. Satu sosok istimewa yang bernama Kejora, satu sosok luar biasa yang selalu saja mengundang gelora.

Ah! indah adanya ketika berada tepat dekat dengannya. Menikmati senyumnya, mendengarkan tutur katanya, memandangi elok parasnya yang rasa-rasanya memang sungguh terasa mendamaikan, pun memberikan kenyamanan yang tiada tandingannya.

Ah! dunia memang ternyata, yang menghadirkan petualangan-petualangan penuh keseruan yang menyenangkan. Dimana salah satunya adalah bersamanya, yang mempunyai nama bukan Jingga.

Tuh kan, benar saja. Sepagi ini bukan hanya aku saja yang tengah ingat kepadanya, dia juga ternyata tengah mengingatku. Dia berkenan mengirimkan satu pesan singkat, yang untukku adalah salah satu simbol penyemangat.

Jangan lupa berdoa, jangan lupa bersyukur, jangan juga melupakan aku yang tidak akan bisa melupakanmu. Pesan darinya, yang bernama Kejora.

Ah! benar adanya... terwujud kebersamaan, tercipta kecocokan, terhindar dari kericuhan, terjadi kesepakatan, itu semua berkat upaya berdua untuk menguraikan apa saja, yang adalah faktor-faktor penghambat keselarasan perasaan dua insan.

Ah! lagi-lagi memang benar adanya. Dua yang kemudian bisa bersatu, awalnya adalah dua kepala batu yang sama-sama peragu. Namun tentu, seiring bergulirnya waktu, dua peragu ternyata mampu menemukan yang bukan jalan buntu.

Eh tapi! ini semua baru gambaran saja, belum tentu lho akan jadi kenyataan. Aku kan belum tahu letak seseorang yang bernama Kejora ada di rumah yang mana! pun entah putrinya siapa! lagian, aku kan hanya tengah bercanda di pagi buta yang masih semenjana.

Salam Fiksiana
DS 28 November 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun