Mohon tunggu...
Wahyu Ali J
Wahyu Ali J Mohon Tunggu... Penulis - Bebas

Life Path Number 11 [08031980]

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Duh! Keceplosan

7 September 2020   11:04 Diperbarui: 11 Desember 2020   17:02 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi


"Yoyoy sih, memang seru jadi seorang blogger di K Beyond Blogging."

Itu salah satu contoh bahasa sehari-hari yang saya gunakan di banyak cerita kehidupan. Di beberapa adegan percakapan, kata itu yang sering terlontar dari ucapan saya. "Fungsinya sebagai pemanis sih."

Memang sudah merasa terbiasa, hingga pada akhirnya mengalir dengan sendirinya. Terkadang ada lupa atau terlena, kurang peka juga sering hanya lewat begitu saja.

"Kan seharusnya saya bisa lebih peka, dengan siapa saya tengah berbicara. Di suasana seperti apa percakapan tersebut tengah terlaksana."

Memang sebuah gaya bicara yang terbiasa saya lakoni. Saya gunakan untuk ragam macam percakapan. Menurut hemat saya sebagai pelakunya sih, "Bertujuan mewakili sebuah kebebasan, yang sekiranya akan bisa melegakan perasaan, ketika terlibat beberapa cuplikan percakapan."

"Iya dong, kebebasan!" Kebebasan berkomunikasi dengan siapapun lawan bicara. Baik itu ketika berbicara secara empat mata dengan siapa saja, ataupun di suatu forum yang berisi banyak agenda juga wacana.

"Memang sih, wacana hanyalah sebatas wacana!" Alasan mendasarnya adalah, bahwa apa saja yang memang terbiasa adanya, sudah mendarah daging yang entah kapan akan bisa pudar lalu memudar.

Kebiasaan adalah kebiasan, dimanapun diri ini berada. Bisa ketika diri ini tengah sendiri, namun alat komunikasi berbunyi. Bisa juga manakala diri ini sedang berkunjung ke salah satu rumah tetangga sebelah.

"Intinya sih bisa dimana saja, kebiasaan tersebut tak bisa dihindari, tak terhindarkan."

Menurut kadar pengetahuan yang selama ini saya coba telaah, saya olah lalu saya maknai dengan sangat hati-hati, pada akhirnya sampailah saya di satu kesimpulan yang isinya adalah:

"Bisa karena biasa. Biasa karena memang terbiasa. Terbiasa lalu jadi kebiasaan. Kebiasaan akhirnya menjadi terbiasa yang susahnya minta ampun untuk sejenak saja dilupakan terlupakan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun