Aku sengaja merangkai kata. Demi bisa satu rasa, satu suara. Antara aku dengan aku, empat mata.
Aku sengaja singgah, agar bisa. Saling sapa saling merasa saling bicara. Aku sengaja menebar kosa kata. Mewakili apa yang terasa, dari jiwa yang merasa.
Aku sengaja menahan tawa, aku tengah menolak canda. Enggan merasa wajar, bila wajar sebabkan luka.
Aku sengaja mengelus dada. Aku sengaja temui makna. Aku mencoba, menjawab ragam tanya dalam dada.
Aku sengaja melangkah, ke arahnya. Temuinya demi lega. Aku memang, tengah sengaja.
Memang sengaja, antara aku dengan aku.
DS, 28/08/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H